Pria 55 tahun itu merasa aman, jika dua sapinya berada di kandang darurat.
Sebab sapinya dulu menjadi korban erupsi Merapi tahun 2010.
Jika hujan tiba, ia tidak tidur di barak pengungsian, meskipun jaraknya dekat.
Ia memilih tidur di kandang darurat yang belum ditempati.
"Ya supaya bisa menjaga ternak, supaya tidak jauh dari ternak," ujarnya.
Ia tidak merasa kesulitan meskipun harus mencari rumput di sekitar Kalitengah Lor dan memberi makan di Balai Desa Glagaharjo.
Ada satu armada yang siap membantu peternak saat membawa rumput.
Baca juga: Lapor ke Doni Monardo, Dinkes Sebut Dihalang-halangi Saat Tracking Covid-19 di Petamburan
Hal serupa juga disampaikan oleh Ratno (47).
Baru tiga hari sapinya dievakuasi di kandang darurat.
Ia hanya membawa satu sapi saja, sedangkan sapi lain miliknya sudah dijual belum lama ini.
"Sekarang tinggal satu, sebelumnya tiga, sama anak. Baru saja dijual, karena nanti repot jika harus naik untuk mencari rumput dan turun lagi," katanya.
Sama seperi Puji, Ratno juga menginap di dekat kandang.
Selain menjaga sapi dari stress, ia juga ingin memastikan sapinya dalam kondisi sehat.
Tidak hanya Puji dan Ratno saja, ada beberapa warga lain yang memilih tidur di tenda dekat kandang daripada tidur di barak pengungsian. (TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ingin Dekat dengan Sapi, Warga Kalitengah Lor Tidur di Dekat Kandang Darurat