Menurut keterangan Handayani, pelaku pergi dari kos tanpa pamit, sehari sebelum penemuan mayat korban yang bersimbah darah dan penuh luka tusukan.
"Saat itu jam 5 sudah keluar, kemudian tidak kembali lagi, bapaknya keluar mencari dia, karena tidak pulang, bapaknya sampai ke Singaraja nyari tapi tidak ketemu," tutur Handayani di tempat tinggalnya, Kamis (31/12/2020).
Baca juga: Ayah Rudapaksa Anak Kandung, Pelaku Ancam Membunuh, Tak Kuat Tahan Nafsu saat Istri Sakit Jantung
Handayani baru menyadari anak tirinya melakukan pembunuhan setelah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian yang mendatangi tempat tinggalnya pada Rabu (30/12/2020).
"Kami tahu setelah polisi datang dan kemudian bersama bapaknya mencari anaknya," jelas Handayani.
Sementara itu, ayah pelaku sangat syok hingga tak kuasa membendung air mata ketika mendapati informasi dari pihak kepolisin bahwa anaknya menjadi pelaku pembunuhan.
"Dari kemarin bapaknya nangis terus, kami tidak menyangka kalau dia senekat itu," tuturnya.
Pihak keluarga pun kini turut menerima dampak dari perbuatan anaknya.
Mereka diminta untuk keluar dari tempat kosnya dan mencari tempat tinggal baru, sebelum akhirnya memilih akan pulang ke kampung halaman di Singaraja, Bali.
Handayani sehari-harinya menjadi ibu rumah tangga sekaligus sebagai tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai tukang cuci di sebuah laundry di wilayah Ubung tidak jauh dari kosnya dengan gaji Rp. 1,5 juta.
Sementara suaminya atau ayah pelaku tidak bekerja atau pengangguran.
Handayani menuturkan, PAH sudah sejak baru lahir tidak lagi bersama ibu kandungnya, dan selama di Singaraja tinggal bersama neneknya yang kini sudah meninggal.
Baca juga: Polisi Kesulitan Melacak Keberadaan Pembunuh Istri di Bone, Alasannya Pelaku Tak Membawa Ponsel
Kemudian PAH yang belum lama ini pindah ke Denpasar bekerja sebagai buruh bangunan di sebuah pembangunan rumah.
PAH tidak memiliki motor dan berjalan kaki saat pergi bekerja.
Adapun menurut keterangan polisi, motif pembunuhan yang dilakukan PAH adalah mencuri.