"Kapolres sudah siap (mengungkap kasus) dan langsung ke rumah saya, katanya mulai hari ini harus ditangkap semua.
Kronologinya memang seperti itu, enggak ada yang dilebih-lebihkan," ujarnya.
Ia mengatakan, sebelum anaknya ketahuan diculik, dirudapaksa dan dijual oleh pelaku, ia sempat mencari anaknya dan menyebarkan informasi kehilangan anak di media sosial Facebook.
"Saya cari-cari dan saya sebar di Facebook, sehari dua hari dan dapat info di facebook juga bahwa ada yang melihat anak saya di layanan online di aplikasi MiChat itu," katanya.
Yuhana, ketua RT di mana keluarga korban tinggal, mengatakan, kasus ini mulai terkuak ketika keluarga korban mengenali wajah korban di aplikasi online.
Keluarga korban pun akhirnya berinisiatif untuk melakukan penjebakan.
"Penangkapan pelaku ini di kosan yang ditinggali pelaku," ujarnya.
Euis (52), yang tinggal di dekat kosan yang ditinggali pelaku, mengaku tak tak pernah menaruh curiga terhadap para penghuni kos-kosan tersebut.
Ia berharap peristiwa ini menjadi pertama dan terakhir kali terjadi di wilayahnya.
Menjadi pembelajaran bagi para pemilik kos-kosan lainnya agar lebih selektif dalam menerima para pendatang untuk menyewa kos-kosannya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berharap, polisi bisa segera menangkap semua pelaku.
Dalam kejadian ini, ada 20 pelaku yang diduga terlibat.
"Saya berharap kepolisian secara tegas bisa mengungkap dan menangkap semua komplotan yang melakukan kejahatan yang luar biasa ini," ujarnya saat ditemui di Kotabaru Parahyangan, Rabu (29/12/2021).
Masalah seperti, tegas Emil, tak bisa dibiarkan.
"Saya berharap dalam hitungan hari, kepolisian bisa bertindak dengan cepat," katanya. (nazmi abdurahman/nandri prilatama/cipta permana/hilman kamaludin)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kronologi Gadis 14 Tahun yang Dirudapaksa dan Dijual sebagai PSK oleh Pacarnya yang Masih Remaja