"Senin (7/2/2022) sudah akan berjalan serentak dengan sistem yang baru," katanya.
Sekalipun berjalan dengan hanya 50 persen siswa, pihaknya tetap mewanti-wanti sekolah bersama orang tua untuk konsisten menjaga protokol kesehatan (prokes). Memakai masker, pengecekan suhu, hingga menjaga jarak.
"Satgas yang di dalam sekolah juga kami perkuat. Sehingga, prokes juga terus berjalan," katanya.
Selain itu pihaknya juga berkolaborasi dengan Satgas Covid-19 di level kecamatan. Terutama, untuk menjaga ketertiban pedagang asongan.
"Kantin memang tutup, tapi penjual makanan di luar sekolah seringkali masih ada. Nah ini kadang menimbulkan kerumunan saat pulang sekolah sehingga perlu juga ditata ya," katanya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi optimistis dengan sistem yang baru, antisipasi Covid-19 di sekolah bisa dilakukan. Tujuannya, siswa bisa belajar dengan nyaman dan aman di sekolah.
"Sebelumnya, PTM dilakukan 100 persen dengan 2 shift untuk memungkinkan jaga jarak. Namun, dengan banyaknya kasus terkonfirmasi positif, kami minta satu sesi saja. Jadi, satu kali masuk, satu kali tidak. Jadi ketemunya 50 persen," kata Eri Cahyadi dikonfirmasi terpisah.
Ini berbeda dengan PTM 100 persen di SMA/SMK di Surabaya yang masih berjalan seperti biasanya.
"Kenapa? Kalau SMA (sederajat) sudah agak ngerti," katanya.
"Kalau yang kecil, yang SD-SMP ini yang bahaya. Kita lebih ke hati-hati. Saya sudah rapat pentahelix, dengan akademisi, pakar epidemiologi, dan lainnya bagaimana ini dilakukan secara 50 persen terlebih dahulu," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tiga Pekan PTM 100 Persen Digelar, Pemkot Surabaya Temukan 18 Warga SD-SMP Positif Covid-19