"Sudah ada beberapa PMI yang kabur. Yang tersisa di losmen itu tinggal sekitar 13 orang. Losmennya memang tidak layak. Saya masih berusaha ngumpulin uang biar bisa menyewa losmen yang lebih layak dan memang agak susah nyari losmen lain karena syarat yang nyewa harus orang Turki," keluhnya.
Disinggung terkait permintaan untuk dibelikan tiket oleh pemerintah agar bisa kembali ke Bali, Septiana mengaku hal tersebut menjadi keinginan para PMI lain. Karena upah yang diterima sangat kecil.
"Masih ada beberapa teman yang penghasilannya kecil. Mereka ingin pulang. Kalau saya jujur belum bisa pulang karena berangkat ke Turki ini saya mengeluarkan uang banyak. Utang di rumah banyak," tutupnya.
Kasus dugaan penipuan ini telah dilaporkan oleh para korban di Polda Bali. Menurut informasi laporan tersebut telah dilimpahkan dari Polda Bali ke Polres Buleleng.
Dihubungi melalui saluran telepon, Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto mengaku belum mengetahui terkait adanya laporan tersebut.
"Saya belum tahu laporannya. Saya cek dulu ya, nanti saya kabari lagi," katanya.
Sebelumnya, sebuah video viral menampilkan 25 orang calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali terkatung-katung di Turki. Video itu viral di media sosial. Dalam video itu tampak beberapa PMI laki-laki tinggal berdesak-desakan di tempat yang tidak layak, yakni dalam satu kamar yang sempit.
Salah seorang tampak berbicara dengan bahasa Bali mengatakan ingin segera kembali ke Indonesia. Mereka meminta bantuan pemerintah untuk membantu kepulangan mereka.
Menurut informasi, 25 PMI itu diberangkatkan ke Turki dengan jalur nonprosedural menggunakan visa liburan. (rtu)
Baca juga: Kisah Pekerja Indonesia Asal Bali di Ukraina: Tidak Bisa Tidur dan Harus Bolak-Balik Bunker