Dimana pelaku berinsial W (32) dan H (17) yang merupakan teman korban yang dibunuh oleh Amaq Sinta.
Cerita Amaq Sinta
Saat perjalanan, Amaq Sinta diikuti oleh empat orang begal.
"Jalannya memang gelap, istri saya menyuruh saya bawa pisau dapur untuk jaga-jaga. Saya bawa. Di tengah jalan saya diadang, ditanya mau ke mana dan langsung ditebas tangan saya, kemudian punggung serta pinggang saya ditebas menggunakan samurai," kata Amaq Sinta, dilansir oleh Kompas.com.
Baca juga: Sosok Amaq Sinta, Korban Begal yang Jadi Tersangka, Lawan Pelaku Hanya Pakai Pisau Kecil
Para begal tersebut sempat mengadang Amaq Sinta, dan langsung menebas Amaq sebanyak dua kali.
Begal lainnya juga turun dari motor dan ikut menyerang Amaq Sinta.
"Saya melawan, daripada saya mati. Saya pakai pisau dapur yang kecil, tapi karena mereka yang duluan menyerang saya membela diri. Seandainya dia tidak melakukan kekerasan pada saya dan mengadang, saya ingin lari. Tapi dia justru menebas saya berkali-kali," katanya.
Amaq Sinta menonjok seorang begal yang menyerangnya.
Lalu, pisau dapur yang dibawanya mengenai dada kiri begal.
Begal lainnya masih menyerang, sementara Amaq Sinta terus bertahan membela diri.
Sampai akhirnya, dua dari empat begal menjauh sekitar 400 meter.
Seiring dengan itu, seorang begal mengambil sepeda motor milik Amaq.
Amaq Sinta mengejar begal yang akan membawa kabur motor itu dan menusuknya dari arah belakang hingga terkapar.
Melihat dua rekannya roboh bersimbah darah, dua begal lainnya melarikan diri.