TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Mantan Kepala SMA Negeri 8 Medan, Jongor Ranto Panjaitan mengatakan setiap kali dana BOS cair, uang diserahkan kepadanya membayar sejumlah pengadaan.
Keterangan tersebut disampaikan saat diperiksa sebagia terdakwa di Pengadilan Negeri Medan, Sumatera Utara, Senin, (11/5/2022).
Jongon tersandung kasus dugaan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) senilai Rp 1,4 miliar.
"Diserahkan kepada saya karena rekanan sudah ada di sekolah. Kepada saudara Puan saya bayar. Karena kalau gak salah sekitar 93 unit komputer yang kami pesan saat itu," ujarnya.
Mendengar hal tersebut, lantas Majelis Hakim yang diketuai Eliwarti mencecar terdakwa mengapa pembayaran dilakukan oleh terdakwa, padahal harusnya hal tersebut dilakukan oleh bendahara.
Baca juga: KPK Beberkan Perkembangan Penyidikan Kasus Korupsi Helikopter AW-101
Hal mengejutkan lainnya, terdakwa mengaku setiap pencairan dana BOS dalam satu hari uang tersebut sudah habis seluruhnya untuk membayar sejumlah pengadaan dan kegiatan.
Sontak saja pernyataan tersebut membuat majelis hakim heran.
"Dana BOS ini Rp 1,3 miliar pak. Lalu ketika ditarik uang langsung habis dalam 1 hari? Anda ada tidak menyimpan sisanya?," kata hakim.
Menjawab hal itu, lantas Jongor mengaku kalau ia tidak pernah menyimpan sisa dana BOS.
"Iya majelis, ketika ditarik uang langsung habis, karena utang sudah banyak dipergunakan untuk operasional sekolah. Alat olahraga, beli kursi meja, rehab ringan, setiap tahun habis uangnya," ucapnya.
Baca juga: Berkas Perkara Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Pesawat Garuda Dilimpahkan ke JPU
Usai memeriksa terdakwa lantas Majelis Hakim menunda sidang pekan depan.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JOU) Fauzan Irgi Hasibuan dalam dakwaannya menuturkan perkara ini bermula saat SMAN 8 Medan menerima dana BOS.
Yang mana besaran dana BOS yang diterima yakni sesuai dengan jumlah siswa yang menjadi peserta didik pada SMAN 8 Medan sejumlah Rp 1,4 juta per siswa/tahun ajaran.
Dengan rincian Tahun Ajaran 2016/2017, 984 Siswa x Rp 1.400.000 = Rp1.377.600.000, 2017/2018 dengan 917 siswa (Rp1.283.800.000) serta di Tahun Ajaran 2018/2019 dengan 934 siswa (Rp 1.307.000.000).