Masih kata As'adul Anam, pihaknya bekerja sama dengan RMI karena hampir 90 persen pondok di Jatim milik NU.
Tujuannya menciptakan pesantren tanpa kekerasan, baik itu fisik psikologi verbal dan non verbal.
"Kami memiliki partner, ada RMI, penyuluh dan pengawas. Jadi untuk lembaga pendidikan yang menyelenggarakan PKPPS. Dijalankan oleh pengawas pendidikan agama islam pada sekolah rutin," imbuhnya.
Disinggung soal korban, kata dia, semalam pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait melakukan pendampingan atas kasus tersebut.
"Total korban, informasi yang kami terima satu korban. Kepastian santri atau bukan masih belum ada statement yang jelas. Yang ditangkap kemarin apakah itu santri atau orang yang mengaji masih belum tahu. Karena yang ditangkap itu usianya sudah dewasa. Kalau ada santri, Polisi tidak serta merta, untuk menahan anak-anak. Hak-hak anak atas pendidikan akan kami perhatikan," tuntasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 5 Orang Loyalis Halangi Polisi saat akan Tangkap MSAT Tersangka Pencabulan di Jombang Jadi Tersangka
Ada 20 Anak-Anak di Barisan Loyalis MSAT Tersangka Pencabulan Santriwati yang Hadang Polisi
dan
Video Santri Ponpes Shiddiqiyah Jombang Dijemput Ortu, Kemenag Jatim: Mungkin Bisa Buka Lagi, Tapi