Sebelumnya, munculnya polemik dari sekelompok orang yang mengatasnamakan budayawan sangat tidak beralasan, beredarnya narasi miring dari kelompok Aliansi Budayawan mengatakan GLOW adalah tempat Dugem, mengundang kemaksiatan, beredarnya minuman alkohol, tentu itu tidak benar.
Sementara pihak Kebun Raya Bogor menerangkan, GLOW merupakan wisata edukasi pengetahuan hayati dan sejarah Kebun Raya Bogor dibalut dengan teknologi yang mengandung pesan kuat menjaga konservasi tumbuhan, sejarah serta budaya Sunda yang dipadukan dengan komunikasi digital visual agar diminati oleh generasi muda sekarang tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur kearifan lokal budaya tatar Sunda.
Narasi GLOW tidak lepas dari lima pilar Kebun Raya, yaitu konservasi, edukasi, wisata alam, jasa lingkungan, dan penelitian yang sesuai dengan tugas dan fungsi kebun raya itu sendiri, bahkan didalamnya muncul simbol-simbol kearifan lokal yang sangat kuat seperti alunan kacapi suling, visual senjata kujang maung bodas, bahkan di Taman Astrid menampilkan asal muasal sejarah Kebun Raja Pajajaran Sri Baduga Maharaja alias Prabu Siliwangi.
Kebun Raya Bogor bahkan telah memberikan ruang ekspresi kepada para budayawan yang memiliki karya, untuk setiap akhir pekan mereka tampil, ada jaipong, kacapi suling, reog, tarawangsa, karinding dan sebagainya.
Pada tanggal 19-21 Agustus 2022 akan dilaksanakan gelaran Festival Pencak Silat Seni Tradisi Kebun Raya Cup yang pertama di Kebun Raya Bogor, ini merupakan komitmen PT Mitra Natural Raya untuk melestarikan pencaksilat sebagai budaya bangsa Indonesia.
GM Coorporate Communication dan Security PT MNR, Zaenal Arifin mengatakan, pembukaan GLOW yang sudah dua minggu dilakukan ini, terkait lanjutan riset yang dilakukan oleh peneliti BRIN. Wisata edukasi malam kebun raya GLOW dibuka dengan menghadirkan pengunjung dalam jumlah terbatas untuk melengkapi riset secara komprehensif dari peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sejak dua minggu dilaksanakannya fase penelitian T2 oleh peneliti Badan Inovasi Riset Nasional (BRIN), Kebun Raya mengundang secara berkala para budayawan untuk melihat langsung GLOW, hasilnya apa yang ada di dalam tidak seperti yang di beritakan.
"Ternyata setelah saya melihat langsung GLOW di Kebun Raya malam hari, sama sekali tidak ada menjual minuman keras, yang ada hanya minuman bajigur, wedang uhuk dan minuman hangat jahe merah, selain itu kental sekali dengan nuansa budaya tatar sunda," kata Abah Haris Oray pelaku seni budaya lengser Kota Bogor.
Pelajar sekolah yang hadir di wisata edukasi malam GLOW pun sangat antusias menikmati setiap zona untuk berfoto di lokasi yang sangat instagramable.
“Program edukasi wisata Kebun Raya Malam GLOW sungguh menarik dan ramah anak sehingga anak-anak bisa belajar mengenal tumbuhan yang berada di setiap zona. Bagus banget, banyak spot foto yang Instagramable” Ujar Indah, mahasiswi Universitas di Kota Bogor.
Setiap pengunjung yang hadir akan mendapatkan gelang registrasi yang digunakan selama berada di dalam kebun raya pada malam hari, diberlakukan sistem tap in dan tap out untuk memonitor jumlah pengunjung yang masuk dan keluar, ini adalah bagian dari SOP pengamanan GLOW.
Pengamanan didalam sangat ketat security akan terus mengawasi pergerakan pengunjung melalui cctv room control dimana puluhan kamera cctv tersebar disetiap daerah yang dilintasi pengunjung, selain itu juga pengamanan didalam melibatkan unsur keamanan wilayah dan pengamanan VVIP.
Narasi yang menyatakan bahwa Program edukasi Kebun Raya Malam adalah kegiatan yang menyalahi ketentuan wilayah PAM Ring 1 dan mengabaikan marwah Kebun Raya dengan kegiatan dugem, peredaran alkohol, asusila dan lain sebagainya tentunya tidak benar.
“Program Kebun Raya Malam merupakan bagian dari upaya Kebun Raya memberikan informasi edukasi konservasi tumbuhan, sejarah dan budaya Indonesia dengan pola komunikasi visual di malam hari. Ini adalah sebuah inovasi yang dilakukan untuk menyesuaikan jaman yang semakin maju agar generasi muda kembali mencintai Kebun Raya Bogor dan tetap menghormati kearifan lokal nilai-nilai luhur Budaya tatar Sunda,” Ujar Zaenal Arifin, GM Corporate Communication PT Mitra Natura Raya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)