Brigadir AH dilaporkan karena mengancam santri dengan cara menodongkan pistol.
Pimpinan Pondok Pesantren mengatakan ada empat santrinya yang mendapat pengancaman dari polisi yang bertugas di Satuan Lalulintas Polrestabes Makassar.
"Satu orang ditodong pistol di arah perut. Ada tiga santri yang ditarik kerah bajunya. Kasus ini pun sudah dilaporkan dan sudah diambil keterangannya di Mapolres Gowa," jelasnya pada Selasa (29/11/2022) dikutip dari Kompas.com.
Kejadian berawal ketika Brigadir AH merasa kesal karena ada orang yang melemparkan batu ke arah rumahnya.
Brigadir AH mengira para santri yang melakukan aksi pelemparan batu dan ia mendatangi pesantren dalam keadaan emosi.
Namun setelah diperiksa rekaman CCTV, bukan para santri yang melempar batu ke rumah Brigadir AH.
"Tapi setelah dibuka CCTV yang ada di pondok pesantren, pelaku pelemparan rumahnya bukanlah santri. Tapi ada anak-anak yang lewat," tambahnya.
Baca juga: Santri Ponpes di Tasikmalaya Luka-luka Setelah Dibully Teman Sesama Santri, Awalnya Dituduh Mencuri
Atas kejadian ini, pihak pondok telah melaporkan Brigadir AH ke Propam Polda Sulsel dan Polres Gowa.
"Sejauh ini, kami sudah laporkan ke Propam Polda Sulsel, dan hari ini kita lanjutkan pelaporan pidana di Polres Gowa," terangnya dikutip dari TribunGowa.com.
Pihak pondok dan para santri telah memaafkan tindakan Brigadir AH, namun laporan tetap diproses dan tidak ada kesepaktan damai.
"Untuk memaafkan iya, tapi untuk proses hukum tetap berjalan. Tetap sesama manusia memafkan iya, cuman ada akibat karena ada perbuatan. Jadi laporan tetap berjalan," imbuhnya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP Zulanda membenarkan jika anggotanya telah melakukan pengancaman terhadap santri.
Ia mengatakan jika Brigadir AH bersalah karena mengancam menggunakan pistol ke para santri.
Selain mengancam, Brigadir AH juga memfitnah para santri karena bukti rekaman CCTV menunjukkan fakta sebenarnya.