TRIBUNNEWS.COM - Kasus oknum polisi menodongkan pistol ke santri di Gowa, Sulawesi Selatan pada Rabu (23/11/22) malam berbuntut panjang.
Para orang tua santri tidak terima dengan perlakuan kasar oknum polisi berpangkat Brigadir berinisial AH.
Selain ditodongkan pistol, Brigadir AH juga menarik kerah baju santri.
Sebelumnya, aksi pengancaman ini terjadi di Pesantren Tahfizul Quran Imam Al-Zuhri di Jl Veteran Bakung, Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Pimpinan Pesantren Tahfizul Quran Imama Al-Zuhri, Suhuri bin Rosli berusaha melakukan mediasi antara orang tua santri dan pihak Brigadir AH, Selasa (29/11/22) malam.
Camat Somba Opu Gowa dan tokoh masyarakat juga dihadirkan dalam proses mediasi ini.
Baca juga: Oknum Anggota Polisi Diduga Ancam Santri Pakai Pistol, Aksinya Terekam Kamera CCTV
"Ini berkumpul dari pihak pelaku dan orang tua santri kita mediasikan di sini, untuk mencari jalan keluar," jelasnya dikutip dari TribunGowa.com.
Ia menjelaskan jika pihak pondok hanya sebagai mediator namun hasil mediasi berada ditangan para orang tua santri.
"Tapi hasil mediasi berada di tangan orang tua santri. Adapun saya selaku pimpinan pesantren ke orang tua santri," ungkapnya.
Setelah proses mediasi berjalan, belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak dan orang tua santri masih belum bersepakat untuk damai.
"Jadi kata putus untuk mediasi ini sebenarnya belum ada. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita mendapat hasil dari orang tua santri untuk penyelesaian masalah ini," ujarnya.
Masalah antara Brigadir AH dan pondok sudah selesai ketika malam kejadian, namun video CCTV aksi pengancaman Brigadir AH viral dan membuat orang tua santri tidak terima anaknya diancam dengan pistol.
"Tapi kalau masalah pondok dengan oknum sudah saya anggap kasus ini selesai tapi kalau oknum dengan orang tua santri masih belum ada hasil," pungkasnya.
Baca juga: Pelaku Bully Santri di Tasikmalaya Diduga Lebih dari 2 Orang
Kronologi kejadian