Pihak sekolah juga melakukan pendalaman identitas guru tersebut.
Emi mengatakan, pihak terduga pelaku membantah telah melakukan pelecehan.
Ia mengaku, saat itu guru olahraga bertugas memantau seluruh ruangan kelas saat upacara bendera dilaksanakan.
"Tapi si guru olahraga ini mengaku, tidak ada menunjukkan alat kelaminnya atau lainnya," ungkap Emi.
Pihak sekolah juga mendapatkan fakta terbaru.
Baca juga: Dikta Ogah Tanggapi Insiden Pelecehan Seksual Saat Manggung di Sarinah
Pernah jadi Pasien Rumah Sakit Jiwa
Dari penelusuran yang dilakukan pihak sekolah, orang tua RY mengaku, terduga pelaku pernah jadi pasien RSJ di NTB 2018 lalu.
RY yang diklaim sudah sembuh pun akhirnya boleh pulang dari Perawatan.
"Surat-suratnya ini ada semua lengkap, yang menyatakan yang bersangkutan ini pernah menjadi pasien rumah sakit jiwa," bebernya.
RY juga sempat ditahan atas dugaan pelecehan karena memegang tangan perempuan di jalan.
Namun, RY dibebaskan karena saat itu sedang menderita gangguan jiwa.
Meski mengetahui fakta yang ada, pihak sekolah tetap memberhentikan terduga pelaku.
"Jangan sampai anak-anak dan orang tua siswa takut semua, karena kami terus pertahankan. Jadi kami langsung berhentikan," tegasnya.
Pihaknya juga telah berupaya untuk melakukan pendekatan dengan keluarga korban.
"Kami ingin klarifikasi lebih jelas lagi sebenarnya, karena selama ini tidak pernah ada muncul masalah apapun. Apalagi baru dilapor sekarang, kejadiannya beberapa tahun lalu," pungkasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunLombok.com, Atina)