3. Diduga Cemarkan Nama Baik Polisi di TikTok, Bhayangkari asal Makassar Ditangkap
Bhayangkari asal Makassar, Ernawati Bakkarang ditangkap polisi diduga mencemarkan nama baik dan menebar kebencian melalui media sosial.
Ernawati pun juga telah ditetapkan tersangka oleh Subdit Cyber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel.
Dikutip dari Tribun Makassar, Ernawati ditangkap lantaran membuat konten TikTok yang menyudutkan polisi terkait kematian sang kakak, Kaharudin Daeng Sibali.
Dirkrimsus Polda Sulsel, Kombes Helmi Kwarta Kusuma Rauf mengungkapkan Ernawati mulai membuat konten TikTok tersebut sejak Juli 2022 melalui akunnya.
Selain itu, Helmi menyebut Ernawati juga membuat tagar #percumalaporpolisi hingga membuat kasus kematian sang kakak menjadi viral.
Ernawati, lanjutnya, juga membuat konten TikTok dengan narasi 'Ini para jagoan Polres Sinjai, karena abangku menumbang mereka dan mereka sika dan bunuh".
Narasi tersebut juga ditambahkan dengan memperlihatkan foto tiga anggota polisi yang disebut Ernawati sebagai pembunuh Kaharudin.
Pasca sang kakak tewas pada Juli 2019, Helmi mengatakan Ernawati baru membuat laporan ke kepolisian pada Februari 2020.
"Jadi LP-nya tujuh bulan kemudian. Setelah itu, dilakukan langkah-langkah penyelidikan oleh tim waktu itu dari Reskrim Polda," kata Helmi dalam konferensi pers, Senin (6/3/2023).
Namun, Helmi mengungkapkan perkara yang dilaporkan Ernawati pun dihentikan pada Oktober 2020 lantaran tidak adanya cukup bukti.
"Setelah memeriksa beberapa saksi, dilakukan gelar perkara dan dinyatakan tidak cukup bukti, sehingga perkaranya dihentikan pada Oktober 2020," jelasnya.
Lalu, dua tahun berselang, pada Juni 2022, Ernawati mengunggah video yang menampilkan foto tiga anggota polisi dan disebutnya sebagai pembunuh sang kakak.
"Erna lalu memposting lagi, tiga anggota polisi pembunuh memviralkan dengan #percumalaporpolisi," ujarnya.
Setelah itu, Ernawati pun berlanjut mengunggah konten serupa hingga tiga anggota polisi yang disebut olehnya telah membunuh sang kakak melaporkan ke Dirkrimsus Polda Sulsel.
4. Dua Guru Pesantren di Sumut jadi Tersangka Pencabulan 24 Santri, Pelaku Berpura-pura Minta Dipijit
Dua guru pondok pesantren di Padang Lawas, Sumatra Utara berinisial SD (30) dan MS (26) ditahan karena melakukan pencabulan terhadap 24 santri laki-laki.
Keduanya merupakan guru mata pelajaran Fiqih di pondok pesantren tersebut dan kini telah ditangkap polisi.
Kasat Reskrim Polres Padang Lawas, AKP Hitler Hutagalung mengatakan kedua pelaku dipanggil ustaz oleh para santri-santrinya ketika mengajar di pondok.
"Kalau di pesantren dipanggil ustadz. Mereka guru pelajaran Fiqih," jelasnya, Selasa (7/3/2023), dikutip dari TribunMedan.com.
Setelah ada orang tua korban yang melaporkan kasus ini, pihan pondok pesantren memutuskan untuk memecat kedua pelaku.
AKP Hitler Hutagalung menjelaskan para korban yang berjumlah 24 santri masih menunggu tim psikolog untuk memulihkan trauma mereka.
"Tim trauma healing sedang dalam perjalanan."
"Mereka (pelaku) sudah dikeluarkan dari yayasan setelah mengetahui peristiwa ini. Sampai saat ini korban belum ada bertambah," ujarnya.
Kedua pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka setelah ditahan sejak Senin (6/3/2023).
Menurut AKP Hitler, dalam melakukan aksinya, kedua pelaku berpura-pura minta dipijit oleh para korban yang berusia sekitar 14-16 tahun.
Ketika korban mengiyakan permintaan untuk memijit, pelaku mulai mencabuli korban.
"Modusnya minta pijit ke santri, dipanggil ke pondok. Tetapi kadang pun didatangi langsung santrinya," paparnya.
AKP Hitler menjelaskan kasus ini terbongkar ketika salah satu santri melaporkan kejadian ini ke orang tuanya.
Orang tua korban yang tidak terima anaknya menjadi korban pencabulan, mendatangai Polres Padang Lawas pada Minggu (5/3/2023) untuk membuat laporan.
5. Viral Video Klitih Bawa Celurit Berujung Ditabrak Mobil di Magelang, Pelaku yang Masih SMK Diamankan
Beredar video klitih dengan membawa celurit di Magelang dan berujung ditabrak oleh warga yang mengendarai mobil.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram, @magelang_raya pada Senin (6/3/2023) lalu.
Adapun, dalam video itu, dinarasikan kedua pemuda tersebut sebelumnya melakukan pembacokan.
"Pelaku pembacokan ditabrak oleh mobil warga di Magelang," tulis dalam video tersebut.
Pada video tersebut, tampak dua pemuda yang berboncengan mengendarai motor tengah diikuti oleh sebuah mobil.
Saat dipepet oleh mobil tersebut, salah satu pemuda yang membonceng ternyata membawa sebilah celurit.
Kemudian, pemuda itu menghujamkan celurit yang dibawanya ke kap mesin mobil tersebut beberapa kali.
Melihat insiden tersebut, salah satu orang di dalam mobil yang diduga adalah penumpang meminta kepada rekannya yang mengendarai agar menabrak dua pemuda itu.
"Terus,terus tabrak-tabrak wae. Tabrak, ra wedi (tidak usah takut)," kata salah satu penumpang.
Kemudian, mobil pun langsung menabrak dua pemuda tersebut dan menyebabkan mereka jatuh dari motor yang dikendarainya.
Sempat Mengacungkan Celurit ke Seorang Ibu Sebelum Ditabrak
Dikutip dari Tribun Jateng, insiden kejar-kejaran tersebut terjadi di kawasan Metro Square, Mertoyudan, Kabupaten Magelang pada Senin (6/3/2023).
Sementara sosok yang merekam insiden itu bernama Kholik Sugiarto (48).
Kholik mengaku sempat melihat kedua pemuda tersebut mengacungkan celurit kepada seorang ibu yang akan pergi ke pasar.
(Tribunnews.com)