Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gunung api Semeru yang terletak di daerah Malang, Jawa Timur itu, pada Senin (13/3/2023), berstatus siaga dan telah mengalami 21 erupsi.
Dikutip dari laman magma.esdm.go.id, Senin (13/3/2023), saat ini tidak ada asap kawah yang teramati, cuaca di area tersebut tergolong cerah dan angin bergerak lemah ke arah Utara, suhu udara pun mencapai sekitar 21 hingga 23 derajat Celcius.
Gunung yang memiliki ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, pada periode dini hari hingga pukul 06.00 WIB, telah mengalami 21 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 15 hingga 22 mm dam lama gempa mencapai 65 hingga 104 detik.
Terjadi pula 1 kali gempa vulkanik dalam, dengan amplitudo 27 mm dan lama gempa 21 detik.
Baca juga: Kondisi Gunung Semeru setelah Erupsi: Alami 19 Kali Gempa Letusan dan 1 Gempa Guguran
Lalu terjadi 2 kali gempa tektonik jauh, dengan amplitudo 24 hingga 26 mm dam lama gempa mencapai 46 hingga 70 detik.
Melihat aktivitas terkini Semeru, masyarakat pun diharapkan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara, tepatnya di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apapun pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
Hal itu karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar yang diduga mencapai jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak gunung api tersebut, karena rawaan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat pun diharapkan mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Semeru.
Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.