News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dukun Sadis di Banjarnegara

Soal Kasus Dukun Sadis di Banjarnegara, Penyidik Diminta Aktif hingga ada 17 Laporan Orang Hilang

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TH alias Mbah Slamet (45) pelaku pembunuhan sadis di Banjarnegara, Jawa Tengah, dengan berkedok sebagai dukun pengganda uang (kiri). Proses evakuasi jenazah korban Mbah Slamet (kanan). - Berikut ini kabar terbaru soal kasus pembunuhan yang dilakukan dukun pengganda uang, Tohari atau Mbah Slamet dari Banjarnegara, Jawa Tengah.

Keduanya berasal dari Pesawaran, Lampung.

Dua jenazah suami istri ini berhasil diidentifikasi karena ada foto korban di dalam lubang tempat mereka dikuburkan tersangka.

Baju yang dikenakan oleh korban juga dikenali oleh anaknya, serta hasil autopsi juga menguatkan hal tersebut.

Terbaru, keluarga dari pasangan suami istri tersebut sudah sampai di Polres Banjarnegara.

Dari rilis yang diterima Tribunnews.com, pihak keluarga datang bersama dengan Anggota Polres Pesawaran dan sedang menunggu pemeriksaan kelengkapan administrasi atau berkas.

17 Laporan Orang Hilang

Ahmad Luthfi mengatakan, sudah ada 17 laporan orang hilang yang masuk di posko pengaduan orang hilang Polres Banjarnegara dan di Kantor Polda Jateng.

Posko pengaduan orang hilang di Polres Banjarnegara (dok Polda Jateng.)

Baca juga: Penampakan Rumah Mewah Tohari Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Ngakunya Terlilit Utang

Data tersebut masuk hanya dalam waktu dua hari saja.

"Sudah ada 17 laporan orang hilang di posko tersebut," kata Ahmad Luthfi seperti yang diwartakan TribunJateng.com.

Semua aduan orang hilang tersebut kini digeser dari Polda Jateng untuk ditangani Polres Banjarnegara.

Keluarga yang melapor nantinya akan diperiksa.

Pemeriksaan meliputi tes DNA dan tes pendukung lainnya.

"Semoga ada yang matching," ucap Kapolda.

Meski begitu, Ahmad Luthfi mengatakan, tak semua laporan hilang adalah korban dari Slamet.

Maka dari itu, pihaknya perlu melakukan tes untuk membandingkan antara data primer dan sekunder yang ambil dari keluarga maupun korban.

"Perlu kami cocokkan datanya apakah matching data korban Slamet Tohari dengan korban hilang yang dilaporkan," bebernya.

(Tribunnews.com, Renald)(TribunJateng.com, Iwan Arifianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini