Satpam FKIP UNS, Cahyo mengaku sering bertemu dengan BW yang mengajar di Pendidikan Guru PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS.
Ia tidak menyangka BW terjerat kasus KDRT karena sehari-hari tidak terlihat memiliki sifat tempramental.
"Tiap hari ya mengajar selayaknya dosen. Tidak terlihat seperti orang emosional," jelasnya, Kamis (25/5/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Namun, ia tidak mengenal lebih dekat dengan BW sehingga tidak mau berspekulasi terkait kasus KDRT yang menimpanya.
"Ya, kan saya punya media jadi tahu terkait kasus tersebut, tapi saya tidak ingin berspekulasi terkait kasus tersebut karena itu ranah pribadi," tandasnya.
Sebelumnya, beredar di media sosial cuitan yang mengungkap dugaan kasus KDRT yang dilakukan BW.
Cuitan dugaan kasus KDRT dibuat oleh menantu pelaku dengan membagikan foto korban yang mengalami luka lebam akibat KDRT.
Dalam cuitan yang diunggah akun Twitter @wonderdyn, pelaku disebut sudah melakukan KDRT sebanyak dua kali.
Dugaan KDRT Dosen UNS Tak Terjadi di Kampus, Dekan FKIP UNS Berharap Pemilik Akun Twitter Minta Maaf
Tudingan Dosen UNS KDRT: UNS Kini Minta Penyebar Kabar di Twitter Minta Maaf, Sebarkan Berita Bohong
Lokasi KDRT pertama di Jakarta saat pelaku masih bekerja di Kemendikbud.
Kemudian di Solo, saat pelaku sudah menjadi dosen UNS.
Baca juga: Perempuan di Depok Diduga Sudah 14 Tahun Mengalami KDRT dari Suami
Pihak Kampus Lakukan Penyelidikan
Sementara itu, Dekan FKIP UNS Kampus Kleco, Mardiyana mengambil langkah tegas untuk mengusut dugaan KDRT yang dilakukan dosennya.
"Hari ini sudah dibentuk tim untuk lakukan investigasi terkait kasus tersebut, dikarenakan masih di ranah UNS," tegasnya, Kamis (25/5/2023).
Jika hasil investigasi menunjukkan BW melakukan KDRT, akan ada tindakan tegas dari pihak UNS.