News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jalan Rusak di Lampung

Akademisi ITB: Jalan Cepat Rusak Lebih Dipicu Pengerjaan dan Penggunaan Material yang Buruk 

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalan rusak parah di Rumbia Lampung Tengah. Dosen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony S Wibowo mengatakan, kerusakan jalan selalu disebabkan karena adanya beban berlebih yang melewatinya tidaklah benar.

Contoh lainnya adalah saat membuat pengerasan jalan menggunakan aspal.

Menurut Sony, aspal kalau dalam jalan itu fungsinya sebagai perekat batuan dan pengisi rongga untuk membuat jalan menjadi stabil.

Kata Sony, aspal itu bisa bekerja efektif kalau dihamparkan pada suhu di atas 100 derajat Celsius tapi sering dalam pengerjaannya aspal itu dipanaskan di suhu 60 derapat.

“Sudah jelas pengerasannya akan jelek. Belum lagi kalau misalnya aspal itu dioplos dengan oli bekas oleh kontraktornya yang nakal. Nah, yang kayak gitu banyak terjadi di daerah sehingga jalan menjadi cepat rusak,” tuturnya.

Begitu juga tentang timbunan, menurut Sony, itu juga ada spesifikasinya agar tanahnya stabil sehingga tidak terjadi amblas dan retak.

Dia mengatakan terkadang harus dipadatkan terlebih dulu namun jika pemadatan pun tidak sesuai dengan spesifikasi, jalan itu akan menjadi cepat rusak.

“Jadi, sebenarnya kalau misalnya ditanya kesimpulannya, hampir sebagian besar kerusakan jalan di Indonesia itu karena kualitas pekerjaan dan kualitas materialnya yang jelek dan bukan karena beban,” katanya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Mesuji, Elfianah, mengatakan ada beberapa faktor utama ruas jalan di Lampung berumur pendek.

Menurutnya, banyak ruas jalan yang baru dalam perbaikan di Lampung langsung rusak dalam hitungan bulan.

Baca juga: Penerapan Zero ODOL Dinilai Bisa Jadi Solusi untuk Mengatasi Jalan Rusak

Disebutkan, kondisi itu bisa terjadi karena kualitas jalan yang buruk karena kurangnya pengawasan saat pekerjaan.

"Bisa dari pengawasan yang kurang, kendaraan yang lewat melebihi tonase karena jalan kita ini kelas tiga. Bisa juga kualitas pekerjaan yang asal-asalan," tukasnya.

Untuk itu, dia meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar lebih teliti terhadap setiap pekerjaan. Dia meminta Pemda untuk mengecek hasil pekerjaan saat serah terima sementara pekerjaan (provisional hand over/PHO).

"Sebelum 6 bulan, jangan buru-buru ada pemeriksaan lapangan serah terima akhir pekerjaan (FHO)," ucapnya.

Dia juga mengeluhkan ruas jalan yang baru dibangun tahun lalu dan kini sudah rusak.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini