Alasannya, lantaran Bagus ingin memberi pelajaran kepada para warga yang setiap hari melewati tanah milik keluarganya.
Jika para warga sudah dapat memenuhi syarat yang diajukan Bagus Robyanto, Andrea mengatakan masalah ini akan dirundingkan lagi.
“Ketika itu terjadi mungkin ada kesepakatan baru dirundingkan,” jelas Andrea.
Ia menambahkan polemik penutupan jalan hanya bisa diselesaikan dari hati ke hati antara warga dan pemilik lahan.
Polemik ini tidak dapat diselesaikan secara kekerasan karena konflik antara kedua belah pihak sudah berlangsung cukup lama.
Baca juga: Viral Pria di Ponorogo Tutup Jalan dengan Tembok, Akui Dikucilkan Warga, Kini 13 KK Tak Bisa Lewat
“Jika tembok dibuka dengan paksa, ya susah. Kalau dengan hati, ndak mungkin kan ingin bermusuhan selamanya. Mudah-mudahan segera sadar,” beber Andrea.
Selain menemui Bagus Robyanto, Andrea Perdana juga menemui 13 kepala keluarga (KK) yang terisolasi secara door to door.
Lantaran tensi kedua belah pihak masih tinggi, Andrea Perdana yang menjabat sebagai lurah turun tangan menyelesaikan polemik ini.
“Kuncinya di komunikasi. Yang depan (Bagus Robyanto) saya ajak komunikasi. Belakang juga saya ajak komunikasi,” pungkasnya.
Para warga ikut terbantu setelah polemik penutupan jalan ini viral di media sosial.
Namun, polemik ini hanya viral tanpa ada tindak lanjut pembongkaran tembok.
Baca juga: Kontroversi Warga di Ponorogo Tembok Akses Jalan, Dikucilkan 3 Tahun hingga Bawa-bawa Nama Jokowi
Kata Bupati Ponorogo
Sebelumnya, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, telah mendatangi lokasi jalan yang ditutup tembok dan meminta kedua pihak untuk mencari solusi bersama.
“Maka hari ini jangan ada yang bermain-main di sana. Ini biarkan lerem (diam) sejenak. Kami sedang negosiasi,” paparnya, Selasa (4/7/2023), dikutip dari Kompas.com.