TRIBUNNEWS.COM - Sawah di sebuah desa bernama Sungai Pinang yang terletak di Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Jambi kini sudah tak lagi hijau.
Persawahan yang lima tahun lalu membentang kini berubah menjadi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
Bahkan, persediaan emasnya pun kini sudah menipis.
Dari data Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Merangin, sebelum aktifitas PETI (sekitar lima tahun lalu), sawah di Sungai Pinang ada sekitar 104 hektar.
Namun saat ini tak ada lagi sawah di desa ini.
Dikatakan Samin, warga Desa Sei Pinang, beberapa tahun lalu dia bertani, namun saat ini beralih ke tambang.
Baca juga: Kecelakaan di Tambang Emas Zimbabwe, Enam Orang Tewas, 15 Orang Masih Terjebak di Lubang
“Sekarang tidak ada lagi (sawah). Sudah digali pakai eskavator (kegiatan PETI),” katanya.
Dijelaskan Samin, saat ini eskavator masih menggali di wilayah Sungai Pinang. Sementara masyarakat bekerja di penambangan.
“Masih tani (tapi menanam kayu manis) sama di tambang,” ujarnya.
Tak ada lagi aktifitas menanam padi di wilayah ini.
Warga, lanjutnya membeli beras di pasaran. Karena memang tidak ada lagi petani yang menanam padi di wilayah ini.
Sementara untuk mencukupi kebutuhan harian, Samin hanya mengandalkan hasil penambangan emas yang dilakukan secara tradisional.
Sakinah, warga Sungai Pinang lainnya enggan membeberkan terkat kondisi di Desa sungai Pinang.
"Kata siapa ada sawah di Sei Pinang (Sungai Pinang)? Kata siapa ada PETI disini? Ngobrol sama yang lain ajalah," kata Sakinah, warga Desa Sungai Pinang.