"Kami sampaikan permohonan maaf dan sangat menyayangkan kejadian tersebut," ucap dia.
"Karena ini sudah diselesaikan oleh pihak berwajib maka secara internal tentunya akan disikapi oleh manajemen JPLB (anak perusahaan BULOG) sesuai dengan ketentuannya," sambungnya.
Sebelumnya, Jendral, seorang wartawan Tribun Ambon, mengalami tindak kekerasan saat melakukan peliputan truk bermuatan beras Bulog tergelincir di tanjakan menuju Gudang Beras Bulog (GBB) Halong.
Jenderal melakukan peliputan di tempat kejadian perkara pada pukul 12.20 WIT.
Sesuai dengan tugasnya sebagai seorang wartawan, dia melakukan pengambilan gambar berupa video terkait peristiwa tersebut.
Kemudian, Kepala PT Jasa Prima Logistik Bulog (JPLB) cabang Maluku, Maluku Utara Johar Isnain justru tak terima ketika Jenderal melakukan pengambilan video.
"Saya yang berada di lokasi kejadian kemudian menjalankan tugas peliputan selaku wartawan. Saat memvideokan peristiwa tersebut, saya langsung dimarahi oleh Terlapor, Johar Isnain. Katanya jangan rekam-rekam," kata Jenderal kepada Tribunnews, Selasa (16/1/2024).
Jenderal menjelaskan bahwa dia merupakan wartawan Tribun Ambon seraya menunjukkan tanda pengenal (id card) yang dia kenakan.
Sayangnya, Johar bersikeras dan melarang Jenderal untuk menjalankan tugas peliputan tergelincirnya truk muatan beras Bulog itu.
"Saya tanyakan dengan nada pelan, apa alasannya sehingga tidak boleh mengambil dokumentasi kejadian tersebut," ucap Jenderal.
"Saya menanyakan dengan baik-baik alasan kenapa melarang, namun dia tidak menjawab. Dia hanya menegaskan bahwa dia yang bertanggung jawab disini," sambungnya.
Setelah itu kata Jenderal, Johar tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan.
Justru, Johar membentak serta memegang kedua bahu Jenderal dan melakukan tindak kekerasan hingga memukul dahi kanannya.
"Tanpa memberikan penjelasan Johar langsung membentak kemudian memegang kedua bahu saya sambil menggoyangkan tubuh saya lalu dia memukul saya dengan kepalan tangan tepat di dahi kanan saya," bener Jenderal.