Di pasar tradisional seperti Pasar Legi dan Pasar Gede misalnya, fasilitas QRIS dan Electronic Data Capture (EDC) Merchant telah terdstribusi kepada seluruh pedagang sejak 2021.
Kemudian di CFD, BRI terlibat dalam kemajuan klaster paguyuban pedagang CFD.
Termasuk memberikan fasilitas untuk mendisplay produknya di CFD hingga menydiakan ruang rapat pertemuan bagi paguyuban pedagang yang ingin menggunakan ruang di Kantor BRI.
Langkah-langkah itu pada akhirnya akan disinergikan dengan pemanfaatan produk BRI seperti produk pinjaman hingga transaksi QRIS.
"Inilah sebagai langkah-langkah BRI dalam pemberdayaan UMKM, agar naik kelas dari mikro ke kecil, kecil ke menengah dan seterusnya. UMKM semakin maju," harapnya.
Sementara terkait dengan kemudahan transaksi merchant, BRI menyediakan transaksi non tunai dan praktis dengan promo yang beragam.
Saat ini, tersedia sekitar 500 merchant BRI di kantor cabang yang ia pimpin.
Dengan adanya transaksi, seperti penggunaan EDC dan QRIS tersebut di atas, pihaknya mengklaim pelayanan maksimal dari BRI.
"Pada intinya kami menerima semua transaksi kartu kredit, free biasa sewa dan biasa maintenance."
"Payment lebih cepat termasuk hari Sabtu dan hari Minggu, bank dengan jumlah kartu terbanyak, tekhnologi terdepan dengan EDC system android dan satelit BRI sendiri," tuturnya.
Disebutnya juga, layanan digital di pasar tradisional seperti di Pasar Gede merupakan terobosan BRI agar transaksi nontunai menjangkau semua kalangan.
Ia berharap, pedagang bisa melakukan semua jenis pembayaran tunai maupun nontunai termasuk menggunakan QRIS.
"Inilah tujuan dan bukti nyata BRI untuk memberi makna serta tentunya untuk UMKM agar bisa naik kelas, terus terintegrasi dan terjalin," paparnya.
Dukungan Pemerintah Daerah
Dorongan dari masyarakat untuk melakukan transaksi uang elektronik disambut pemerintah daerah serta perbankan dengan baik.