Dedianus kemudian memvideokan iringan umat tersebut kemudian diunggah di story WhatsApp.
"Almarhum Dedianus Kaliyo dan @loghe dorih adalah orang yang berbeda. Dedianus Kaliyo hanya pasang story WA, dalam videonya tidak ada tulisan apapun," ujar Marthen.
Marthen mengatakan, yang bersalah dalam kasus ini adalah pemilik akun @loghe.dorih.
Sebab pemilik akun tersebut yang mengambil story WA Dedianus lalu dibawa ke Tiktok dan dibuatkan caption yang membuat orang marah.
"Almarhum tidak tahu siapa pemilik akun @loghe.dorih, bahkan sampai meninggal pun almarhum tidak tahu bahwa videonya diambil dan ditambahkan caption yang membuat orang marah. Almarhum adalah korban salah sasaran," ujar Marthen.
Baca juga: WNA Singapura Ditemukan Tewas Dalam Kamar Hotel di Jakarta Selatan, Diduga Kena Serangan Jantung
Kronologis Pengeroyokan
Peristiwa ini terjadi Selasa (15/10/2024) pukul 23.32 Wita.
Pengeroyokan dilatarbelakangi karena postingan di media sosial yang memancing emosi warga.
Warga yang tersulut emosi berkumpul.
Mereka curiga yang membuat video itu buruh proyek yang bekerja di sekitar sana.
Warga pun menggelar sweeping di sekitar areal proyek perbaikan jalan dan gorong-gorong.
Mereka menemukan Dedianus di sebuah rumah penampungan pekerja proyek.
Disebutkan ada sekitar 50 orang yang mendatangi Dedianus Kalaiyo.
Massa kemudian menyeretnya keluar dari tempat penampungan menuju jalan.
Mereka langsung melakukan pengeroyokan beramai-ramai.