Benar saja saat menanyai salah satu rekan anaknya kalau anaknya dipukul guru Supriyani, karena belum selesai menulis.
"Saya tanya habis lihatkah D (korban) dipukul sama ibu Supriyani, rekan korban ini bilang iya lihat dipukul pakai sapu lantai," ujarnya.
Fitriani mengaku awalnya dirinya tak ingin melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke polisi.
Saat itu, ia datang ke Polsek meminta arahan.
"Kami ke Polsek, meminta arahan dari kapolsek. Bapak sampaikan kita mediasi dulu ini, coba panggil yang bersangkutan," tutur dia.
Supriyani pun datang ke Kantor Polsek Baito, usai dihubungi pihak kepolisan.
Saat itu guru Supriyani datang sendirian.
"Selang berapa lama, datanglah ibu Supriyani datang seorang diri ke Polsek," ujarnya.
"Saat ditanya, beliau menyatakan tidak pernah melakukan itu (pemukulan) sempat berucap dengan nada tinggi "dimana saya pukul kamu, kapan saya pukul kamu, tidak pernah," kata ibu korban menirukan ucapan Supriyani saat itu.
Menurut ibu korban, polisi sempat meminta Supriyani mengingat aksi tak pantasnya itu kepada muridnya jika itu benar-benar dilakukan.
"Sempat diingatkan Kapolsek, mohon ibu ingat-ingat lagi, tapi yang bersangkutan tidak mengakui," ujar ibu korban.
Namun, saat mediasi tersebut, guru Supriyani enggan mengakui hal tersebut.
Sehingga memicu ibu korban, melaporkan Supriyani ke Polsek Baito.
"Setelah mediasi itu tidak berhasil, karena yang bersangkutan tidak mengakui, saya membuatlah laporan polisi," katanya.