News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Asa Anak Pulau Palue Sikka di Bawah Terang Lampu Tenaga Surya

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BELAJAR - Hilarius Febriano Ngaji (11) belajar di bawah terang lampu tenaga surya di rumahnya di Kampung Uwa, Desa Maluriwu, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebastian Pulang Kampung 

Ia bercerita tahun 2021 masih merantau di Batam mencari nafkah menghidupi keluarganya. Namun, sejak PLTS masuk Palue, ia pulang kampung membuka usaha warung di pelabuhan Uwa.

Secara ekonomi cukup menguntungkan, karena tidak lagi membeli kayu bakar menyalakan api. Kini listrik sangat membantu memasak air di dispenser, memasak nasi di rice cooker dan lainnya untuk kepentingan operasional warung.

Selain itu, saat sore hingga malam hari listrik menjadi sumber penerangan di tempat usahanya.

Ia bersyukur karena energi bersih seperti PLTS tidak membuat polusi udara. Warga hanya benar-benar melihat cahaya lampu tanpa mendengar suara bising.

Menurut dia, PLTS merupakan solusi cerdas atasi listrik di daerah pelosok termasuk Palue karena energi matahari sangat ramah lingkungan.

"PLTS ini sangat bagus, tidak ribet harus membeli bahan bakar, tidak bising dan bebas polusi udara. Artinya sangat ramah lingkungan. Ini merupakan keunggulan dari cahaya matahari," ujar dia.

Ia menyatakan tempat menyimpan panel surya berada di Desa Ladolaka dan tanahnya disiapkan oleh masyarakat. Luasnya lebih dari satu hektar.

"Ketika mendengar PLN ingin membangun PLTS di sini waktu itu, warga sangat antusias dan menyerahkan tanah secara cuma-cuma," ungkapnya.

Warga lainnya, Selestinus Laba (50) mengaku masyarakat sudah merasakan kemerdekaan. Sebab listrik sudah masuk di daerah itu. Negara sudah hadir menolong kesulitan yang dihadapi masyarakat.

"Soal prioritas kebutuhan masyarakat Palue saat ini adalah listrik. Masyarakat berterima kasih kepada Bapak Joko Widodo. Dengan adanya program kecamatan terang, kami masyarakat Palue merdeka. Kami menikmati listrik PLTS," ujar dia.

Ia mengatakan keberadaan PLTS ini tidak hanya untuk melayani kebutuhan penerangan akan tetapi bisa mendukung kegiatan ekonomi rumah tangga, kegiatan pendidikan seperti PAUD, SD, SMP SMA, mendukung kegiatan pelayanan kesehatan di Polindes, Pustu dan Puskesmas.

Selain itu mendukung kegiatan pelayanan keagamaan, kegiatan penyelenggaraan pemerintahan baik di tingkat desa dan kecamatan.

Tokoh masyarakat Palue, Emanuel Lengo (65) mengaku bersyukur cuaca di Palue lebih banyak musim kemarau sehingga pasokan cahaya matahari untuk panel surya sangat cukup.

Ia mengatakan masyarakat tentu sangat antusias ketika ada pembangunan di daerah pelosok. Listrik masuk desa tentu sebuah kebanggan luar biasa.

"Kami sangat bersyukur,"cetusnya.

Sementara itu petugas PLN di Pulau Palue, Saifula Bahri menjelaskan daya listrik untuk pembangkit listrik tenaga surya di Palue memiliki daya 760 Kwp.

Ia menyampaikan terima kasih karena masyarakat sangat antusias menerima kehadiran PLTS.

Setiap hari mereka bekerja prima memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat atau pelanggan.

"Daya aktualnya untuk PLTS Palue ini 760 KWp,"ujarnya.

Ia mengajak masyarakat untuk bekerja sama menjaga dan merawat fasilitas PLN. Jika ada kendala seperti tiang tumbang, mohon segera dilaporkan kepada petugas PLN agar cepat diatasi.

Ia mengaku bangga karena warga telah merelakan tanah untuk pembangunan PLTS dan berharap listrik tetap stabil di wilayah itu.  

Sementara itu Sekretaris Kecamatan Palue, Bernadeta Roja (50) menyatakan hingga kini masyarakat sangat senang dengan kehadiran listrik.

Bernadeta yakin pemerintah tidak akan tutup mata dengan keadaan warganya. Ia menilai warga sangat bersemangat untuk menjalani kehidupan sehari-hari setelah PLN hadir di Palue.

Ia mengak  mayoritas penduduk pulau Palue yaitu petani, peternak hingga nelayan serta wiraswasta.

"Terima kasih kepada pemerintah, PLN yang sudah memperhatikan pulau terluar dan terpencil. Kami tentu sangat bangga dengan kehadiran PLTS, " ungkap dia.

Tingkatkan Rasio Elektrifikasi

Manager Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Flores, Tri Handoko mengaku sangat bersyukur karena beberapa pulau terpencil di Sikka sudah dialiri listrik.

Listrik masuk tidak hanya untuk menerangi tapi ada dampak bagi kualitas pendidikan dan dari sisi ekonomi masyarakat.

"Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa akhirnya pulau Palue berhasil kita listriki sejak akhir tahun 2021 dengan daya terpasang PLTS sebesar 760 KWP dan konsumsi listrik saat siang hari sebesar 90 KW dan jumlah pelanggan sebanyak 1.912 pelanggan, ini menambah torehan baru bagi PLN UIW NTT untuk melistriki sampai dengan pulau terpencil sehingga bisa memajukan perekonomian dan pendidikan terkhusus di pulau Palue," ujarnya.

Ia menyebutkan rasio elektrifikasi dari kabupaten Lembata sampai kabupaten Manggarai Barat saat ini berada di kisaran 98,26 persen. Terkhusus di Kabupaten Sikka sebesar 98,45 persen.

"PLN akan terus melakukan pembangunan di beberapa wilayah sampai dengan dusun-dusun yang belum berlistrik," terang dia.

Ia juga menyebutkan di bawah PLN Unit Pelayanan Pembangkitan Flores ada 22 lokasi PLTS tersebar di Flores, rata-rata konsumsi pemakaian pada saat siang hari sebesar 70 kw, sedangkan di wilayah kabupaten Sikka ada 3 PLTS PLN yang terpasang di beberapa pulau seperti, Pulau Palue, Pulau Kojadoi dan Parumaan.

Ia juga menyatakan Flores memiliki tingkat iradiansi yang cukup tinggi, sehingga PLN juga membangun PLTS di lokasi-lokasi terpencil.

Selain itu, pihaknya sedang merencanakan proyeksi pembangunan PLTS hybrid atau yang terinterkoneksi dengan sistem besar, sehingga ini sangat membantu dalam rasio pembangkit energy baru terbarukan untuk mewujudkan net zero emission.

Ia mengaku PLN terus meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat terutama terkait penyediaan lahan dan perizinan. Dengan kolaborasi dan dukungan dari pemerintah daerah sangat membantu dalam proses percepatan pembangunan PLTS di lokasi terpencil.

Ia mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan terbaik kepada PLN sehingga bisa sampai ke lokasi-lokasi pemukiman warga yang belum terjangkau listrik, mulai dari survey sampai berhasil melistriki rumah-rumah warga.

"Tentunya proses di atas, kami lalui dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, stakeholder lainnya dan masyarakat setempat agar seluruh pekerjaan berjalan dengan lancar.”

Rasio Elektrifikasi Naik

General Manager PLN NTT, F Eko Sulistyono mengatakan, peningkatan rasio elektrifikasi merupakan bentuk komitmen PLN dalam memberikan layanan kelistrikan bagi masyarakat di NTT.

"Terhitung angka rasio elektrifikasi pada tahun 2017 sebesar 59,85 persen. Meningkat hingga 96,07 persen di bulan September 2024. Ini artinya bahwa dalam jangka waktu tujuh tahun bisa meningkat 36 persen, sehingga tinggal sisa sekitar 4 persen lagi yang perlu ditingkatkan dalam waktu dekat. Jadi mari kita bersama sehingga NTT bisa 100 persen,” ucap Eko saat Hari Listrik Nasional di Kupang, Senin 28 Oktober 2024.

Ia mengaku PLN NTT juga siap mendukung terwujudnya NTT yang berdaya saing dan berkelanjutan dalam bidang kelistrikan.

“Listrik sebagai sumber daya yang tidak hanya menerangi rumah-rumah tetapi menghidupkan asa dan impian anak-anak untuk belajar dan juga kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, melalui tema Hari Listrik Nasional “Energi Baru Untuk Indonesia Maju”, PLN  Unit Induk Wilayah (UIW) NTT juga berkomitmen dalam inovasi energi baru terbarukan yang bersih untuk perlindungan lingkungan dan lapangan kerja.

Harus Kolaborasi

Sementara itu, Asisten II Setda NTT, Stefanus F Halla mengatakan, kondisi geografis berkepulauan menjadi tantangan utama dalam perluasan kelistrikan terutama di pedesaan, sehingga pemerintah meminta kerja kolaborasi dalam menjalankan bantuan listrik di NTT.

“Wilayah kepulauan, daerah perbukitan serta pola penduduk yang menyebar tidak terpusat, sehingga hal ini menyulitkan biaya untuk perluasan hingga ke pedesaan,"kata Stefanus.

Untuk mengatasi persoalan yang ada, kata Stefanus, maka dibutuhkan koordinasi dan kerja kolaborasi baik pemerintah daerah maupun pusat dan seluruh stakeholder.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PLN karena ikut berkontribusi membangun  NTT secara khusus asa anak-anak dari pulau terluar yang memang membutuhkan listrik.(Tribunflores.com/Gordy Donofan)

 

 

 

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini