Kepala PVMBG Prihatin Hadi Wijaya mengatakan, Gunung Lewotobi Laki-laki telah mengalami gempa letusan sebanyak 43 kali, 28 kali gempa embusan, 94 kali gempa harmonik, tujuh kali low frequency, 133 kali gempa vulkanik dangkal, 26 kali gempa tektonik lokal, 68 kali gempa tektonik jauh, dan tiga kali getaran banjir.
"Pada periode sebelumnya, rata-rata tinggi kolom erupsi adalah 100-1.000 meter, saat ini rata-rata tinggi kolom erupsi setinggi 500-1.000 meter," ujar Hadi, Senin.
Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur Fredy Moat Aeng menyebut jumlah korban akibat Gunung Lewotobi Laki-laki meletus ada 10 orang.
Hingga Senin (4/11/2024) pagi, jumlah korban meninggal dunia menjadi 10 orang dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak sepuluh orang. Korban meninggal ini yang sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan," kata Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur Fredy Moat Aeng, Senin pagi.
Korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki meninggal karena mereka tertimpa batu berukuran besar dari puncak gunung dan menembus atap rumah warga.
Identitas 9 Korban Tewas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut hingga Senin (4/11/2024) pukul 11.51 Wita, 10 warga meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Dari jumlah korban tersebut, sembilan jenazah korban berhasil dievakuasi petugas SAR.
Sementara satu jenazah lagi masih berada di reruntuhan.
Berdasarkan data BPBD, sembilan dari 10 korban tewas merupakan warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.
Enam di antaranya merupakan satu keluarga.
Mereka tewas akibat tertimbun runtuhan material rumah serta batu, kerikil dan pasir yang terlontar dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Untuk warga Klatanlo, korbannya ada 9 orang, termasuk dengan suster (biarawati)," kata Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda Kurang.
Korban meninggal dunia terdiri dari lima laki-laki dan empat perempuan. Seorang di antaranya masih anak-anak.