Tidak seperti para pelaku genosida Nazi atau Rwanda yang menua, Anwar dan kawan-kawannya tidak pernah sekalipun dipaksa oleh sejarah untuk mengakui bahwa mereka ikut serta dalam kejahatan terhadap kemanusiaan.
Mereka justru menuliskan sendiri sejarahnya yang penuh kemenangan dan menjadi panutan bagi jutaan anggota PP.
Jagal atau The Act of Killing disambut pujian di seluruh dunia.
Situs agregator ulasan Rotten Tomatoes memberikan penilaian positif 97% dengan nilai rata-rata 8.8/10 berdasarkan 104 ulasan. The Village Voice menyebut film ini "mahakarya".
3.Kamis Ke 300
Ternyata, Happy Salma punya cara tersendiri untuk menguatkan hati korban penculikan dan melawan lupa atas tindakan pelanggaran hak asasi manusia.
Dia membuat film Kamis Ke-300 yang mengisahkan kegigihan seorang bapak menuntut anaknya dikembalikan hidup-hidup.
4.Senyap
Senyap adalah film dokumenter kedua karya sutradara Amerika Serikat Joshua Oppenheimer dengan tema sentral pembantaian massal 1965 setelah film Jagal.
Jika film Jagal menyoroti sisi pelaku pembantaian, maka film kedua ini lebih menyoroti sisi penyintas dan keluarga korban.
Senyap memfilmkan perjalanan satu keluarga penyintas untuk mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya.
Adik bungsu korban bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya.
Tanggal 10 Desember ini memang dipilih untuk menghormati Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengadopsi dan memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, sebuah pernyataan global tentang hak asasi manusia, pada 10 Desember 1948.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)