News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Memahami Psikologis Putri Candrawathi Usai Pembunuhan Brigadir J di Rumah Dinas Ferdy Sambo

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo, kabarnya akan memenuhi panggilan Komnas HAM siang ini.

Keempat, ada perubahan minat, reaksi energi dan aktivitas. Secara fisik pun orang yang mengalami PTSD tidak terlihat aktif. 

"Itulah mengapa orang yang alami PTSD kecenderungan untuk diam, tidak ingin melakukan apa-apa. Tidak melakukan hal yang biasa dia lakukan, terganggu pola makannya, terganggu pola tidurnya," papar Joice lagi. 

Kolase Tribunnews: Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Brigadir Yosua Hutabarat // Putri Candrawathi terekam CCTV (ISTIMEWA/Tangkap layar YouTube CNN) ((ISTIMEWA/Tangkap layar YouTube CNN))

Lebih lanjut, Joice pun menyebutkan jika PTSD haris ditegakkan dalam sebuah diagnosis. Harus ada alat pengukuran psikologi yang diberikan. 

Tidak bisa dilihat dari gejala perilaku atau perubahan perilaku saja. Harus dibuat alat ukur khusus.

Dan biasanya, diperlukan observasi dan pengamatan dalam perubahan perilaku. Minimal, ada perubahan satu bulan terus menerus seperti itu.

"Pagi siang malam, perilakunya hampir mirip seperti itu. Setelah pengukuran itu, dilihat lagi kalau individu itu tidak bisa melakukan aktivitas yang umum dilakukan," kata Joice lagi. 

Contoh sudah tidak bisa kerja dengan normal, tidak dapat berkonsentrasi belajar hingga membatasi untuk berinteraksi dengan orang-orang.

Bahkan orang PTSD menarik diri dari komunitas atau orang-orang terdekat. Dan ia cenderung untuk memilih berdiam diri.

Selain itu Joice pun mengatakan jika perlu dipahami, perubahan perilaku dalam menegakkan diagnosis tidak berlaku pada beberapa hal tertentu. 

Seperti, orang tersebut tidak sedang dalam penggunaan obat teralaran, karena bisa jadi perilaku yang ditunjukkan serupa. Kedua, tidak berhubungan dengan kondisi medis yang dialami. 

"Misalnya dia mengkonsumsi obat medis tertentu, mengalami gangguan fisik tertentu di otak, atau mengalami trauma fisik. Seperti kecelakaan, benturan, kalau itu terjadi tidak bisa dibilang PTSD secara murni," tegas Joice. 

Baca juga: LPSK Rekomendasikan Kapolri Periksa Putri Candrawathi Diduga Halangi Proses Hukum Kasus Brigadir J

Ia pun menegaskan kembali jika PTSD dan semua gangguan mental, tidak boleh diberikan label sendiri bahwq mengalami gangguan cemas. Tanpa ada pengukuran atau diagnostik secara psikologis atau psikatri. 

"Kita tidak boleh cocokin gejala. Kalau ketakutan, tidak bisa tidur, gak mau makan, dicocokin dengan yang ada internet, kemudian kita liat orang, oh saya begitu juga. Itu tidak boleh karena treatmennya bisa berbeda," pungkasnya. 

Penyebab PTSD

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini