“Kalau masyarakat kadung percaya dan ketakutan, maka pengusaha akan melakukan deep cut (memotong anggaran, menutup usaha, menghentikan investasi, ekspansi atau berpromosi, melakukan penghematan, PHK, mengurangi stok, bahkan malas melakukan apa-apa). Dan akhirnya bukan saja resesi, melainkan terjadi stagnasi dan depresi," imbuhnya.
Kalau benar GoTo terdampak gejolak ekonomi global, kata Rhenald Khasali tentu kinerjanya buruk, bahkan rugi.
Faktanya, Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya struktural sebesar Rp 800 miliar. Bahwa pasca pandemi orang tak segencar berbelanja online seperti sebelumnya, itu bisa saja terjadi. Tapi GoTo punya kekuatan ekosistem keuangan yang solid mulai dari Midtrans sampai Moka yang menjamin solusi Online-Offline (O2O).
Masih kata Rhenald yang perlu diwaspadai sebenarnya bukan dampak resesi, tetapi dampak disrupsi yang akan menghilangkan sekitar 40 persen lapangan kerja menyusul kemajuan robotisasi, sehingga biaya robot telah turun 65 persen dalam 10 tahun belakangan ini sementara biaya upah manusia rata-rata naik 8,5 persen per tahun.
"Dampak pengurangan SDM secara permanen akibat disrupsi digital ini sudah harus kita antisipasi mulai dari sekarang. Perhatikan, dulu setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi bisa menciptakan sekitar 200 ribu lapangan kerja. Kedepan, paling tinggi sekitar 90 ribu. Perusahaan juga harus disadarkan bahwa keinginan bekerja fulltime generasi Z sudah di bawah 50 persen," tuturnya.
Sederet Perusahaan Industri Digital yang PHK Karyawan Sepanjang 2022
1. TaniHub
Startup pertanian Tanihub melakukan PHK karyawan pada Februari tahun ini. TaniHub juga menghentikan operasional dua warehouse atau pergudangan yakni di Bandung dan Bali.
PHK terhadap karyawan ini merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali tersebut.
Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya menjelaskan, perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis. Yakni, dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan Business to Business (B2B) seperti hotel, restoran, kafe, modern trade, general trade, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mitra strategis.
Namun dia memastikan bahwa seluruh hak karyawan terpenuhi dengan baik. “CEO (Pamitra Wineka) kami mengawal betul proses pemenuhan hak pekerja,” kata Bhisma.
2. Linkaja
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) alias LinkAja PHK karyawan hingga ratusan orang. Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengatakan, kebijakan ini disepakati lantaran perusahaan ingin melakukan reorganisasi SDM.
Dia menuturkan, penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini.