Ihwal “Papua Merdeka”, maknanya adalah sebuah harapan sekaligus keyakinan, bahwa ke depan Papua akan merdeka dari keterpurukan, merdeka dari kebodohan, dan merdeka dari kemiskinan.
"Kami sebagai anak-anak serta cucu-cucu leluhur yang telah mengukuhkan sikapnya tahun 1969 itu, berkewajiban memelihara sampai kapan pun," kata Yanto.
Yanto juga melaporkan, bahwa saat ini telah terbentuk ormas P5 kependekan dari Presidium Putra Putri Pejuang Pepera.
"Dengan P5, kami siap mengawal perjuangan orang tua kami," tandasnya.
Mendengar sambutan Yanto, tampak Doni Monardo serius mendengar sambil sesekali tersenyum. Hatinya tampak berkenan.
Saat mendapat giliran berbicara, Doni pun menyampaikan tentang peristiwa hari itu yang disebutnya sebagai peristiwa sangat langka.
"Sangat jarang terjadi, dan ini baru pertama kali Bapak Menko, pejabat tinggi di negara kita, berkenan mengunjungi rumah adat Papua. Tentu ini bisa menjadi contoh bagi banyak pemimpin lain untuk juga mau bersilaturahmi kepada tokoh-tokoh adat," kata Doni.
Dikatakannya, masyarakat Papua memiliki sikap yang penuh persaudaraan. Apabila mereka mendapat perhatian, dikunjungi, perhatian kepada kita akan jauh lebih besar.
"Peristiwa hari ini juga tak lepas dari bantuan Bapak Menkes saat menjabat Kepala RSPAD. Saya minta bantuan beliau untuk merawat almarhum Boy Michael Eluay, putra sulung almarhum Theys Eluay, yang jatuh sakit. Kemudian membawa Pak Boy ke Jakarta, dan Pak Menkes ini dulu langsung sigap menindaklanjuti."
Baca: Secangkir Kopi Buat Menteri di Pendopo Theys Eluay (2)
Pada prinsipnya, Doni Monardo sangat mendukung pendekatan-pendekatan yang bersifat komunikatif dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Tidak hanya di Papua, tetapi juga di daerah lain.
"Dan kita doakan, semoga saudara-saudara kita yang wafat, gugur, meninggal dunia, mendapat tempat terbaik di sisi Yang Maha Kuasa, serta keluarganya diberi ketabahan," ujar Doni, dalam suara berat.
Begitulah, Yanto membenarkan apa yang diucapkan Doni. Termasuk, membenarkan ihwal sikap masyarakat Papua yang sangat kekeluargaan.
Itu pula yang ditunjukkan Yanto melalui spanduk penyambutan bertuliskan bahasa Papua:
"Helebhey Obhe" Pendopo Adat Ondofolo Ondikeleuw Haleufoiteuw HELLE WABHOUW".