Dalam bulan berikutnya – Oktober – ditemukan sisa-sisa rangka hampir lengkap seorang manusia di sebuah ceruk, bersama fragmen-fragmen beragam mamalia.
Pemetaan ekskavasi ini telah dikerjakan oleh asistennya, de Winter. Koleksi Wajak ini yang juga meliputi temuan-temuan dari situs Gua Jimbe, Gua Hoekgrot dan Gua Kecil, telah diteliti ulang sebagai penelitian disertasi oleh Paul Storm, dan diterbitkan sebagai “The Evolutionary Significance of the Wajak Skulls” (1995) oleh Nationaal Natuurhistorisch Museum, Leiden.
Belakangan pada tahun 2013 pertanggalan temuan Wajak itu diteliti ulang oleh Paul Storm dan kolega-koleganya, dan menghasilkan antikuitas yang merujuk umur minimal 28,5 – 37,4 ribu tahun yang lalu.
Jacob mengusulkan bahwa peristiwa awal ekskavasi di Wajak pada 9 Juni 1890 oleh Eugène Dubois ini dapat dianggap sebagai permulaan penelitian paleoantropologis di Indonesia.(*)
*) Mengenang Prof Dr T Jacob MS MD DSc, Pionir dan begawan paleoantropologi Indonesia (6 Desember 1929–17 Oktober 2007)