88spares.com Dorong Digitalisasi Masuk ke Industri Tekstil agar Kompetitif
Arus digitalisasi di industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tak bisa ditolak layaknya yang terjadi di sektor lainnya.
Penulis: Sanusi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika menjadi pembicara di ajang ini pada Jumat (15/9) memproyeksikan pada 2019 ekspor TPT bisa mencapai 15 miliar dolar AS dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3,11 juta orang.
Diperkirakan pada saat itu akan ada penambahan kapasitas produksi sebesar 1.638 ribu ton per tahun dengan nilai investasi Rp81,45 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 424.261 orang.
"Kita dorong industri TPT nasional agar segera memanfaatkan teknologi digital seperti 3D printing, automation, dan internet of things sehingga siap menghadapi era Industry 4.0. Upaya transformasi ini diyakini dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, selain melanjutkan program restrukturisasi mesin dan peralatan," pungkasnya.
Kementerian Perindustrian memperkirakan ekspor industri TPT akan tumbuh rata-rata 11 persen per tahun. Untuk 2018, dipatok sebesar 13,5 miliar dolar AS dan 2017 sebesar 12,09 miliar dolar AS. Di sisi tenaga kerja, pada 2018, diharapkan sektor ini menyerap sekitar 2,95 juta orang dan hingga akhir tahun ini sebanyak 2,73 juta orang.
Saat ini, industri TPT yang beroperasi di Indonesia telah terintegrasi dengan klasifikasi dalam tiga area. Pertama, sektor hulu yang didominasi menghasilkan produk fiber. Kedua, sektor antara, perusahaan-perusahaan yang proses produksinya meliputi spinning, knitting, weaving, dyeing, printing dan finishing. Ketiga, sektor hilir berupa pabrik garmen dan produk tekstil lainnya.
Berdasarkan data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-9 di dunia untuk Manufacturing Value Added. Posisi ini sejajar dengan Brazil dan Inggris, bahkan lebih tinggi dari Rusia, Australia, dan negara ASEAN lainnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.