Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mendag: 90 Persen Produk yang Dijual di Marketplace, Buatan Luar Negeri

“Belum tahu, kami tidak memberi target, kita akan himbau mereka, bantulah sesama pengusaha"

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Mendag: 90 Persen Produk yang Dijual di Marketplace, Buatan Luar Negeri
TRIBUNNEWS/APFIA
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui saat ini produk yang dijual di situs belanja daring atau e-commerce masih didominasi produk yang berasal dari luar negeri.

Hal itu Enggar dapatkan langsung dari pengakuan salah satu pelaku marketplace dalam negeri, Blibli.com 

“Lebih dari 90 persen yang dijual produk luar, hanya 10 persen dari dalam negeri,” ungkap Enggar di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2018). 

Karena itu, Enggar menyatakan, Kementerian Perdagangan sebagai regulator akan mendorong agar industri kecil dan menengah (IKM) agar bisa memasarkan produknya di platform situs jual beli daring (e-commerce).

Menurutnya, masih banyak pelaku IKM yang kesulitan menjual produknya. 

“Kita harus mendorong IKM untuk mau masuk (marketplace), mereka mungkin tidak tahu cara memasarkan, demikian itu dengan marketplace itu sendiri untuk menerima sesuai dengan kriteria yang mereka tetapkan,” kata Enggar. 

Berita Rekomendasi

Hari ini Enggar menemui pelaku industri marketplace besar di Indonesia untuk kembali mempertimbangkan agar produk dalam negeri bisa masuk ke platform mereka.

Namun, Enggar belum bisa membeberkan lebih detail seperti apa porsi yang ideal untuk keberadaan produk dalam negeri di platform toko online tersebut. 

“Belum tahu, kami tidak memberi target, kita akan himbau mereka, bantulah sesama pengusaha. Kalau kita tetapkan dengan kesewenang-wenangan tidak baik,” kata dia.  

Sementara itu, tingginya prosentase produk luar negeri itu juga disoroti Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambag Brodjonegoro. Dia berpendapat, ada kemungkinan karena saham e-commerce itu banyak dibeli pihak asing, sehingga menaikkan impor barang konsumsi.

Baca: Beli Motor Harley di Sini, Ada Cicilan Bunga Nol Persen untuk Dua Tahun

Baca: Sekretaris Lurah Grogol: PT KAI Setengah Hati Tertibkan Bangunan Liar

“Ada kemungkinan barang yang dijual beli di ecommerce, atau online itu adalah barang impor. Dan terus terang ini terkait kepemilikan saham di perusahaan yang punya marketplace, ada indikasi kalau perusahaan dibeli asing maka akan naik impor barang konsumsi,” kata Bambang. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, di tahun 2017 lalu, impor barang konsumsi tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,2 miliar dolar AS ke level 14,2 miliar dolar AS. Tahun sebelumnya, angka itu masih di angka 12,4 miliar dolar AS. 

Umumnya, impor barang konsumsi tersebut didominasi oleh pakaian dan peralatan rumah tangga yang diperjualbelikan di situs marketplace

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas