Tahun Depan, Kemenhub Sebut Tak Ada Lagi Buku KIR
Dirjen Budi mengakui, buku KIR memang mempunyai banyak kelemahan. Salah satunya adalah tidak adanya pengaman sehingga mudah dipalsukan
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan apresiasi berupa piagam penghargaan kepada Kepolisian Resort Metro Jakarta Utara yang telah mengungkap sindikat pemalsuan buku KIR beberapa waktu lalu.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, “Saya mewakili Menteri Perhubungan mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kepolisian terutama Polres Metro Jakarta Utara yang telah berhasil mengungkap sindikat pemalsuan buku KIR," kata Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi di kantornya, Kamis (21/11/2019).
"Hal ini merupakan kinerja yang positif semoga nantinya banyak dilakukan yang lain manakala masih terjadi pemalsuan seperti ini," lanjutnya.
Dirjen Budi mengatakan, saat ini pihaknya memang sedang menindak tegas para pelaku pemalsuan buku KIR.
"Karena sering ditemui bukunya asli namun isinya palsu begitupun sebaliknya dan hal tersebut sangat merugikan banyak pihak,” tambah Dirjen Budi.
Dalam kasus pemalsuan buku KIR, tim reskrim Polres Jakarta Utara berhasil menangkap dua orang pelaku bapak dan anaknya yaitu RA dan BS di kawasan Sunter, Tanjung Priok. Tersangka menggunakan modus sebagai biro jasa.
Baca: Penumpang Kapal Saat Nataru 2020 Diprediksi Naik 1,84 Persen
Berdasarkan dari lokasi kejadian terdapat 405 buku uji KIR palsu yang siap untuk didistribusikan kepada pelanggannya dan 811 lembar stiker palsu.
“Jadi berdasarkan keterangan pelaku, pelaku mengaku sudah melakukan kegiatan pemalsuan buku KIR ini sejak tahun 2007 dengan melibatkan anaknya. Masyarakat sekitar hanya mengetahui pelaku sebagai biro jasa uji KIR namun selama ini tidak ada kendaraan yang datang untuk di uji," terang Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Budhi Herdi.
Ganti Buku KIRI dengan BLUE
Dirjen Budi mengakui, buku KIR memang mempunyai banyak kelemahan. Salah satunya adalah tidak adanya pengaman sehingga mudah dipalsukan.
Saat ini, pihaknya tengah mengganti buku KIR dengan kartu yang ada chip-nya. Dia menjelaskan, Chip ini tidak bisa dibaca oleh sembarang orang, hanya bisa dibaca oleh handphone khusus yang akan diberikan kepada masing-masing Dinas Perhubungan.
"Jadi nantinya pada awal tahun 2020 kami (Kemenhub) akan mengganti buku KIR dengan BLUe. BLUe ini dilengkapi dengan chip yang berisikan tentang data kendaraan. Jadi dengan adanya chip ini nantinya pemalsuan seperti saat ini tidak terjadi kembali," ucap Dirjen Budi.
Ada 72 daerah yang sudah menggunakan BLUe ini, di antaranya adalah Purwokerto, Banyumas, dan Ponorogo.
Selain itu, Budi menegaskan bahwa nantinya pada tahun 2020, semua daerah akan mengganti buku KIR akan diganti dengan BLUe (Buku Lulus Uji Elektronik). Spesifikasi BLUe ini sudah cukup tinggi dan tahun depan akan ditingkatkan lagi.
“Sistem juga akan saya perbaiki dan saya mendorong kepada masing-masing Dishub kalau bisa pemesanan dan pembayaran mulai menggunakan bantuan teknologi IT agar masyarakat menjadi lebih mudah,” kata Dirjen Budi.