Ekonom Chatib Basri: Covid-19 Bikin Ekonomi Tumbuh 0 Persen, Maksimal 2,5 Persen
Dampak Covid-19 ini sangat signifikan terkait interkoneksi hub karena China sebagai pusat produksi dunia, khususnya elektronik dan komputer.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri menyebutkan dampak pandemi Covid-19 atau corona bikin ekonomi Indonesia tumbuh 0 hingga 2,5 persen.
Chatib menjelaskan, pernyataan itu didasari hasil penelitian dari Australia National University terhadap dampak ekonomi Covid-19 ke berbagai negara.
"Seberapa dalam dampaknya ke ekonomi, Indonesia skenarionya pertumbuhan GDP antara 0 hingga 2,5 persen. Studi menarik dari kolega saya, simulasi ini tidak lihat hanya dari China," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Senin (13/4/2020).
Sebelumnya, Chatib menyampaikan berbagai hasil yang studi melihat dampak ekonomi ke Indonesia berdasarkan dari pertumbuhan global.
Baca: Omset Bisnis Ayam Geprek Bensu Terjun Bebas Gara-gara Corona
"Pertumbuhan negara didasarkan dari kasus di luar negeri. Kita lihat skenario 4 sampai 7 termasuk global dari rendah, sedang, sampai tinggi," katanya.
Lalu, ia menambahkan, hasil penelitian fokus pada skenario 5 dan 6 yakni dua terburuk dari belakang terhadap ekonomi Indonesia.
Baca: Ada Virus Corona, Jadwal Produksi Film Black Adam Mundur ke Agustus
"Itu 2 dari bawah yakni skenario ekonomi minus 2,8 persen, kalau sebelumnya ekonomi tumbuh 5 persen pada 2019 maka dikurang 2,8 persen menjadi sekira 2,2 persen. Kemudian, kalau dampaknya tinggi berkurang 4,7 persen yakni 5 persen dikurang 4,7 persen jadi 0,3 persen," tutur Chatib.
Baca: SBY Bikin Lagu tentang Virus Corona, Bisa Disimak di Link Ini
Menurutnya, dampak Covid-19 ini sangat signifikan terkait interkoneksi hub karena China sebagai pusat produksi dunia, khususnya elektronik dan komputer.
"Jika lihat produk elektronik komputer 30 persen kontribusi ekspor dunia dari China. Poin saya, China satu dari pemasok terpenting, jika China kena dampak maka global terganggu, itulah mengapa produksi global menurun," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.