Bangkitnya UMKM Saat Pandemi Jadi Fokus Pemerintah, Ini Alasannya
Pemerintah lakukan pendampingan UMKM seperti pelatihan peningkatan SDM, kemudahan perizinan, fasilitasi perolehan hak cipta atau merk dan lainnya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) saat ini menjadi salah satu fokus pemerintah untuk diupayakan segera bangkit dari keterpurukan akibat pandemi covid-19.
Sektor yang selama ini bisa menjadi bamper terhadap krisis ekonomi, justru malah menjadi salah satu sektor yang paling terdampak parah.
Oleh sebab itu pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pemulihan ekonomi sektor UMKM dan koperasi sebesar Rp123,46 triliun.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), Nasrun Siagian mengatakan, pemerintah sangat serius untuk mendorong pemulihan ekonomi pada sektor UMKM.
Pemerintah memberikan insentif dan pembiayaan bagi sektor ini termasuk pemberian bantuan stimulan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Pemerintah juga telah memiliki berbagai program pendampingan UMKM seperti pelatihan peningkatan SDM, kemudahan perizinan, fasilitasi perolehan hak cipta atau merk dan lainnya.
Berbagai dukungan dan fasilitas program tersebut disesuaikan dengan rata-rata kebutuhan UMKM terutama ketika pandemi covid-19 melanda Indonesia.
Baca juga: HUT Ke- 2 Kopitu: Perlu Komitmen Memperkuat Daya Saing UMKM di Pasar Digital
"Adanya pandemi ini mengakibatkan UMKM mengalami masalah permodalan sekitar 47 persen, lalu penjualannya menurun mencapai 35 persen dan produksinya terhambat sekitar 8 persen.
Memang permodalan ini menjadi masalah klasik, ini masalah UMKM dari dulu bahkan sebelum pandemi," ujar Nasrun dalam Virtual Discussion Group, Kamis (19/11/2020).
Virtual Discussion Group yang bertema "Melawan Resesi dengan Membangkitkan UMKM" ini terlaksana berkat dukungan dari berbagai instansi atau lembaga terkait seperti PT Pegadaian (Persero), Luminor Hotel Jakarta Kota, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB), JNE Express, SAP Express dan Kokola Biskuit and Wafer.
Nasrun mengatakan, selama ini UMKM memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian nasional.
Setidaknya dari total usaha yang ada di Indonesia jumlah UMKM mencapai 99 persen atau sekitar 64,1 juta UMKM.
Baca juga: Restu Nikah Berujung Maut, Dendi Meregang Nyawa Dibunuh Adik Hingga Jasadnya Dikubur di Kontrakan
Kemudian serapan tenaga kerja mencapai 97 persen atau setara 116 juta orang dan kontribusi terhadap PDB nasional mencapai 60 persen.
Melihat data-data tersebut tidak heran jika untuk memulihkan perekonomian nasional adalah dimulai dari sektor UMKM.