Arie Rich, Kenalkan Motif Khas Sulsel Hingga Mancanegara
Pengusaha fashion yang juga desainer, Arie Rich, mendesain berbagai motif, serta mengombinasikan motif khas daerah Sulsel melalui belajar otodidak.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian pengusaha harus banting tulang mempertahankan usahanya di tengah pandemi covid-19.
Salah satunya, pengusaha fashion yang juga desainer, Arie Rich di Sulawesi Selatan. Lokasinya, di Jl. Racing Centre II, Kompleks Mega Panakkukang Residence No 9, Kota Makassar.
Usahanya dirintis sejak tahun 2015 dan bertahan sampai saat ini. Namun, produktivitas untuk membuat berbagai fashion tetap diproduksi meski covid-19 melanda.
Kepada tribun-timur.com, salah satu nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini mengaku, usaha ini berfokus mengangkat etnis khas Sulawesi Selatan.
Itu terbukti ketika hasil karyanya ditampilkan di berbagai acara pagelaran fashion show. Salah satunya, dalam acara fashion show Trans Studio, Jl Metro Tanjung Bunga, Kota Makassar.
"Itu 2015 waktu ikut fashion show untuk mengikuti trend di Tahun 2016," aku Arie. Kamis (28/10/2021).
Dia memproduksi berbagai motif khas berbagai daerah di Sulsel. Seperti tongkonan Toraja, aksara lontara, motif badik, graphic pahlawan Sultan Hasanuddin. Serta, pulau Sulawesi, Cura' Labba, dan kapal Phinisi.
Dirinya mendesain berbagai motif, serta mengkombinasikan motif khas daerah Sulsel. Keahliannya dalam bidang designer, Arie mengaku belajar otodidak atau secara mandiri.
"Brand saya itu Arie Rich, awalnya itu saya sekedar hobi dan otodidak," tambahnya.
Dari otodidak itu, dia kemudian beranjak fokus melakoni usahanya. Berkat kepiawaiannya memperkenalkan brand Arie Rich, dia berhasil mengugah konsumen.
Bahkan banyak pejabat publik figur yang dibuatkan baju olehnya di Sulsel hingga Papua. Seperti Gubernur Sulsel non aktif, Nurdin Abdullah, pejabat publik di Papua, dan Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Mallagani.
Berbagai motif corak dipesan khusus oleh pejabat publik itu kepadanya.
"Pertama kali saya muncul memang saya perkenalkan untuk etnik Sulsel, dan suka mengangkat wastra Sulsel," tambahnya.
Berbagai khas sutera juga dikembangkan olehnya seperti, sutera Sengkang, Tana Toraja. Sementara untuk menghasilkan produksinya, dia hanya berfokus untuk limited edition.