Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Larangan Ekspor Gandum India Dapat Picu Kenaikan Harga Hingga Kerugian UMKM di Indonesia

Pengamat Ekonomi Rahma Gafmi menilai pelarangan ekspor gandum yang dilakukan India dapat picu kenaikan harga produk berbahan dasar gandum.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Larangan Ekspor Gandum India Dapat Picu Kenaikan Harga Hingga Kerugian UMKM di Indonesia
Shutterstock
Ilustrasi gandum. Larangan Ekspor Gandum India Dapat Picu Kenaikan Harga Hingga Kerugian UMKM di Indonesia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Rahma Gafmi menilai pelarangan ekspor gandum yang dilakukan India dapat picu kenaikan harga produk berbahan dasar gandum.

Rahma menerangkan, negara eksportir gandum dan tepung gandum terbesar berdasarkan volume ekspor di antaranya adalah Rusia, Australia, USA, Kanada, dan Ukraina dengan masing-masing volume ekspor pada 2021 sebesar:

Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Berikut Empat Dampak Terhadap Stabilitas Pangan di Indonesia

1. Rusia=27,3 juta ton;
2. Australia=26,1 juta ton;
3. USA=24 juta ton;
4. Kanada=19,3 juta ton;
5. Ukraina=19,3 juta ton.

"Sedangkan posisi India berada pada Ranking 10 eksportir gandum terbesar dunia dengan volume ekspor sebesar 6 juta ton," ujar Rahma saat dihubungi, Senin (16/5/2022).

Rahma menambahkan, masuk dalam kategori 10 besar eksportir gandum akan berdampak pada arus perdagangan gandum internasional.

"Dampak export ban (larangan ekspor) India untuk gandum akan berdampak pada penekanan supply gandum yang akan berdampak pada kenaikan harga gandum internasional," imbuh Rahma.

BERITA TERKAIT

Kenaikan harga global juga akan terjadi akibat dipicu oleh permintaan yang terus meningkat.
Indonesia adalah negara importir gandum terbesar pertama di dunia.

"Artinya, permintaan gandum di Indonesia sangat tinggi sehingga nilai dan volume ekspor gandum juga tinggi di Indonesia," tutur Rahma.

Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Harga Mi hingga Telor Diprediksi Bakal Melonjak

Menurut Rahma, gandum di Indonesia sangat dibutuhkan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, industri, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Indonesia mengimpor gandum dan tepung gandum sebesar 11,48 juta ton pada tahun 2021.

"Indonesia hanya mengimpor 318,4 ribu ton gandum dari India dengan share ekspor sebesar 2.8 % ," kata Rahma.

Apabila dilihat dari share ekspornya, maka kebijakan larangan ekspor yang dilakukan India akan berakibat pada substitusi impor gandum Indonesia dari negara lain.

Namun, lanjut Rahma, apabila dilihat dari harga global yang meningkat akibat kebijakan ini, maka permintaan gandum Indonesia bisa saja mengalami penurunan karena tidak adanya pasokan dari India.

Kenaikan harga gandum dalam jangka panjang akan mengganggu industri dan UMKM domestik yang menggunakan bahan baku gandum dan tepung gandum sebagai input produksi.

"Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga produk dan dampak lebih jauhnya adalah kerugian bagi industri dan UMKM. Kerugian ini kemudian dapat berdampak lebih buruk lagi pada pengurangan input lain seperti tenaga kerja, sehingga akan menciptakan pengangguran baru," tutur Rahma.

Baca juga: Menteri Pertanian G7 Mengutuk Kebijakan Larangan Ekspor Gandum India

Sebelumnya Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan, negaranya melarang ekspor semua gandum, setelah inflasi mendekati level tertinggi selama 8 tahun di 7,79 persen pada April 2022 dan inflasi makanan ritel yang melonjak tinggi menjadi 8,38 persen.

"Ekspor semua gandum termasuk durum berprotein tinggi dan varietas roti, telah diubah kategorinya dari 'bebas' ke 'terlarang' mulai 13 Mei 2022," katanya, Sabtu (14/5/2022).

Diketahui, India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah Cina, dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton. Indonesia sendiri mengimpor gandum sebesar 11,7 juta tiap tahunnya atau setara US$3,45 miliar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas