Pekan Ini Disebut Penuh Tekanan, tapi Investor Pasar Modal Masih Ada Harapan
dari dalam negeri ada data yang akan memberikan vaksin booster kelima, setelah Indeks Harga Sahahm Gabungan (IHSG) mengalami penguatan selama 4 pekan
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Sejauh ini secara proyeksi, data pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal II 2022, diperkirakan mengalami kenaikkan dari sebelumnya minus 0,5 persen menjadi 2,6 persen.
Untuk data inflasi, Nico melihat juga ada peluang kenaikkan dari sebelumnya 2,4 persen menjadi 2,6 persen, tapi meskipun naik, dirinya yakin tidak terlalu memberikan dampak apa apa terhadap keputusan Bank Sentral Jepang dalam menaikkan tingkat suku bunganya.
Selanjutnya tidak hanya itu Jepang, China juga memberikan kontribusi data hari ini, di mana investor tentu saja menantikan data perekonomian mengenai Industrial production dan retail sales yang akan keluar hari ini.
Industrial production dan retail sales, diproyeksikan akan mengalami kenaikkan, dan tentu saja hal ini juga memberikan angin positif terhadap pasar.
Baca juga: Pekan Membara Buat IHSG, Investor Nunggu Keputusan Kenaikan Suku Bunga The Fed
Terakhir, dan menjadi yang paling penting, adalah keluarnya risalah FOMC Meeting Minutes atau rapat Bank Sentral Amerika Serikat, di mana akan memberikan kita gambaran mengenai situasi dan kondisi yang terjadi kemarin.
"Kita juga bisa tahu, seberapa banyak potensi kenaikkan tingkat suku bunga yang akan terjadi kedepannya nanti. Kita membutuhkan petunjuk, dan risalah akan memberikan itu untuk kita," ujar Nico.
Oleh sebab itu, ada kemungkinan pertemuan The Fed pada bulan September ini diperkirakan akan menaikkan kembali tingkat suku bunganya sebanyak 75 bps.
"Well, perjalanan akan terus berlanjut. Ketidakpastian masih akan didepan mata, tapi kita masih memiliki harapan yang nyata. Di tengah ketidakpastian yang diberikan oleh pasar tersebut, data ekonomi dalam negeri akan memberikan ketenangan dan keyakinan, sejauh mana pasar kita mampu bertahan di tengah ketidakpastian," pungkasnya.