Pasar Saham Indonesia dan Brasil Disebut Berikan Stabilitas di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi Global
Indeks saham Brasil dan Indonesia selama beberapa bulan terakhir terus menunjukkan penguatan nilai meski pasar saham global mencetak raport merah.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah pelemahan ekonomi pasar global yang menghantam pergerakan aset saham di sejumlah negara, Brasil dan Indonesia justru dipandang sebagai negara yang dapat menghadirkan perlindungan stabilitas saham paling aman selama tahun ini.
Menurut laporan perusahaan investasi asal Belanda Robeco Institutional Asset Management BV, indeks saham Brasil dan Indonesia selama beberapa bulan terakhir terus menunjukkan penguatan nilai meski pasar saham global mencetak raport merah.
Bloomberg mencatat indeks saham Brasil melesat sebanyak 10 persen sementara indeks saham Indonesia naik hingga 4 persen terhadap Greenback. Penguatan keduanya terjadi tepat setelah indeks saham global MSCI Inc. turun 23 persen.
Baca juga: IHSG Menguat 2,98 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Rp 9.315 Triliun
Peningkatan saham pada indeks volatilitas Brasil mulai terjadi usai negara bagian Amerika itu mengalami peningkatan permintaan untuk sejumlah komoditas. Menurut Da Costa-Bulthuis Indeks Ibovespa yang diperdagangkan Brasil melesat sebanyak 6,9 kali lipat.
Tak hanya itu peningkatan yang terjadi di Brasil juga didukung dengan adanya kestabilan valuasi, alasan tersebut yang membuat indeks saham Brasil dapat melesat naik mengungguli sejumlah negara AS lainnya.
“Fakta bahwa bank sentral di negara berkembang termasuk Brasil jauh lebih unggul dari rekan-rekan mereka di AS dan Eropa dalam menjaga kestabilan volatilitas pasar,” kata Daniela Da Costa-Bulthuis, manajer portofolio di Robeco.
Lebih lanjut Robeco juga menyebut bahwa Indonesia juga berpotensi besar menghadirkan perlindungan stabilitas saham global, ini lantaran Indonesia terus mengalami kenaikan pendapatan dari sektor ekspor khususnya pada bahan mentah.
Dengan pertumbuhan yang kuat, Indonesia diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,2 persen melesat lebih tinggi apabila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan negara berkembang di Asia yang hanya tumbuh 3,0 persen.