Kinerja Ekspor Indonesia 10 Bulan Merosot Tajam, Alarm Bahaya di Ujung Pemerintahan Jokowi
Nilai ekspor Indonesia selama 10 pertama 2023 yakni dari Januari hingga Oktober 2023 turun 12,15 persen secara year on year.
Editor: Choirul Arifin
"Sepanjang 2017-2021 ekspor pakaian jadi saja sudah -3 persen ke pasar AS, alas kaki -1 persen, dan barang dari kulit -3 persen," ucap Bhima.
"Bagaimanapun juga AS adalah mitra ekspor tradisional dengan porsi sebesar 9,2 persen sepanjang Januari-Maret 2023," tambahnya.
Picu PHK
Penurunan kinerja ekspor Indonesia memicu terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) seperti terjadi di pabrik garmen berorientasi ekspor PT Tuntex Garment di Tangerang, Banten.
Pabrik tersebut merupakan pemasok pakaian jadi merek Puma untuk pasar Eropa. Jumlah karyawan yang terkena PHK lebih dari 1.000 orang.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana mengatakan, industri TPT menghadapi tren penurunan penjualan di pasar domestik, hingga jebloknya kinerja ekspor.
Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, kondisi perekonomian global yang sulit diprediksi berdampak pada kegiatan ekspor Indonesia.
Kata Bahlil, ada tanda-tanda ekspor Indonesia di kuartal pertama 2023 cenderung menurun jika dibandingkan dengan kuartal empat tahun 2022.
"Kalau kita lihat, ekspor kita (Indonesia) di kuartal pertama ini rada-rada agak tidak sebaik dikuartal 4 tahun 2022. Dan tanda-tanda itu udah mulai turun," ujar Bahlil.
"Saya baru cek dengan tim saya, itu kecenderungan untuk di Kuartal pertama itu agak tidak sebaik dibandingkan dengan kuartal keempat di 2022," sambungnya.
Bahlil mengatakan, investasi asing yang masuk di Indonesia tahun ini juga tak sebaik tahun sebelumnya. Sehingga, dia menegaskan untuk menjaga momentum ditengah ketidakpastian ekonomi global.
"Kita optimis ekonomi 2023 itu akan baik, kalau mampu kita jaga momentum. Kenapa, karena Foreign Direct Invesment (FDI) juga itu tidak sebaik 2022," ungkapnya.
Bahkan, kata Bahlil, investasi di beberapa negara juga disebut butuh pemeliharaan. Hal itu sebagai upaya menjaga perekonomian negara.
"Ini masih dibutuhkan suatu pergerakan pergerakan maintenance yang baik lah kira-kira begitu saya nggak berani membuat kata-kata yang ada sedikit jelas, tapi aga sedikit samar-samar sama saja," papar dia.
Indonesia mulai terkena dampak pelemahan ekonomi global. Dampak yang dirasakan yakni kinerja ekspor pada Juni 2023 yang mengalami kontraksi 21,2% jika dibandingkan dengan Juni 2022.
Laporan reporter Nitis Hawaroh/Bambang Ismoyo