Ekspor Batik 2023 Diprediksi Stagnan, Januari-Agustus 35 Juta USD
Batik menyumbang sekitar 1,4 persen untuk tekstilnya dan 4,3 persen untuk pakaian jadinya di pertumbuhan PDB triwulan 3 tahun 2023.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Kementerian Perindustrianmenyatakan, batik menyumbang sekitar 1,4 persen untuk tekstilnya dan 4,3 persen untuk pakaian jadinya di pertumbuhan PDB triwulan 3 tahun 2023.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita, menyebut angka tersebut terbilang cukup besar dan harus dipertahankan, termasuk kinerja ekspornya.
Nilai ekspor batik dan produk batik sepanjang tahun 2022 mencapai angka 64,56 juta dolar AS, meningkat sebesar 30,1 persen dibandingkan tahun 2021.
"Sementara nilai ekspor batik dan produk batik pada periode Januari-Agustus 2023 mencapai 35 juta dolar AS," tutur Reni di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Dengan hanya berkisar setengah capaian ekspor hingga Agustus, Kemenperin optimis nilai pengapalan batik ke luar negeri pada 2023 akan sama atau stagnan seperti di tahun lalu.
Baca juga: Ekspor Batik, BNI Antarkan Mitra Binaan Tembus Pasar Korea
"Di tahun ini ada perlambatan sedikit. Harapannya dalam empat bulan setelah Agustus ini kita bisa menggenjot ekspor," ungkap Reni.
Saat ini batik masuk ke dalam warisan dunia tak benda di UNESCO dan membuat batik semakin dikenal di dunia berkat upaya pengenalan yang terus dilakukan.