Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apakah Makanan Beku Bisa Menularkan Virus Corona? Ini Jawaban Para Pakar

Buntut dari lonjakan infeksi yang ditemukan di pasar Beijing, China, penularan virus corona melalui makanan beku tengah ramai diperbincangkan.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Apakah Makanan Beku Bisa Menularkan Virus Corona? Ini Jawaban Para Pakar
AFP/NOEL CELIS
Pedagang di Pasar Xifandi, Beijing, sedang membawa dagangannya keluar dari pasar, Sabtu (14/6/2020). 

"Ini biasanya terjadi saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi."

"Bukan rute melalui virus pernapasan yang menulari orang," ujarnya.

Pedagang di Pasar Xifandi, Beijing, sedang membawa dagangannya keluar dari pasar, Sabtu (14/6/2020).
Pedagang di Pasar Xifandi, Beijing, sedang membawa dagangannya keluar dari pasar, Sabtu (14/6/2020). (AFP/NOEL CELIS)

Baca: Wabah di Pasar Makanan Beijing Picu Kekhawatiran Gelombang ke-2 Corona, Kemunculannya Mirip di Wuhan

Ia mengatakan, SARS-CoV-2 tidak diketahui ditularkan melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi.

"Perlu penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan apakah seseorang dapat tertular virus corona baik dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi atau melalui konsumsi makanan langsung," jelasnya.

Eyal Leshem, Direktur Pusat Pengobatan Perjalanan dan Penyakit Tropis, Pusat Medis Sheba, Israel memberikan pendapatnya.

Eyal mengatakan tidak ada bukti apakah penularan virus corona bisa melalui makanan.

"Tidak ada bukti penularan virus corona baru melalui makanan, wadah makanan atau kemasan makanan."

"Sebagian besar infeksi terjadi karena kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi," paparnya.

Warga yang tinggal di dekat dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi, pasar makanan grosir yang menjadi kemunculan cluster baru virus corona Covid-19, menggunakan masker saat mengantre untuk dites kesehatan di Guang'an Sport Center, Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS
Warga yang tinggal di dekat dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi, pasar makanan grosir yang menjadi kemunculan cluster baru virus corona Covid-19, menggunakan masker saat mengantre untuk dites kesehatan di Guang'an Sport Center, Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS (AFP/NOEL CELIS)
Berita Rekomendasi

Meski begitu, ia membenarkan infeksi dari makanan segar seperti daging dan ikan dapat terjadi.

Namun, hal itu ketika pekerja dapur atau pelayan pergi bekerja saat sakit dan menyentuh makanan, sehingga menularkan virus.

"Kami pikir risiko dari makanan beku sangat rendah ketika pedoman persiapan makanan yang tepat disimpan," tambahnya.

Paul Tambyah, presiden Masyarakat Mikrobiologi Klinik dan Penyakit Menular Asia Pasifik menjelaskan tanggapannya.

Rico, pemilik Kedai Koko by Stef & Co memeriksa makanan beku somay di dapurnya di Ruko Jalan Jalur Sutera, Alam Sutera, Kota Tangerang, Banten, Rabu (14/4/2020). Di tengah wabah virus corona (Covid-19) ia menutup ruang makan restorannya dan melayani pemesanan antar makanan siap saji dan makanan beku melalui akun Instagramnya @kokobystefandco. Warta Kota/Alex Suban
Rico, pemilik Kedai Koko by Stef & Co memeriksa makanan beku somay di dapurnya di Ruko Jalan Jalur Sutera, Alam Sutera, Kota Tangerang, Banten, Rabu (14/4/2020). Di tengah wabah virus corona (Covid-19) ia menutup ruang makan restorannya dan melayani pemesanan antar makanan siap saji dan makanan beku melalui akun Instagramnya @kokobystefandco. Warta Kota/Alex Suban (Warta Kota/Alex Suban)

Menurutnya, kelompok peneliti dari Hong Kong menunjukkan kelangsungan hidup virus secara signifikan diubah oleh suhu dan kelembaban.

"Dikatakan dalam laporan awal bahwa virus hanya dapat bertahan selama sehari di 37C (98F), dibandingkan dengan seminggu pada 22C (71F) dan lebih dari dua minggu pada 4C (39F)."

"Data terkait dengan permukaan benda mati yang padat, bukan daging."

"Saya agak skeptis wabah di pasar ini sebenarnya terkait dengan sumber yang jauhnya ribuan mil dibawa melalui makanan beku," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas