Donald Trump Sebut Kim Jong Un Pajang Kepala Pamannya setelah Eksekusi, Menurut Buku Bob Woodward
Kim Jong Un memajang kepala pamannya setelah mengeksekusinya, menurut pengakuan Donald Trump berdasarkan buku terbaru karya Bob Woodward.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Saya suka mengecilkannya karena saya tidak ingin membuat orang panik."
Presiden menambahkan bahwa "banyak anak muda" yang rentan terhadap virus, "bukan hanya orang tua."
AS sekarang mencatat lebih dari 6,3 juta kasus virus corona dan hampir 190.000 kematian yang dikonfirmasi.
2. Trump membual tentang senjata nuklir rahasia
Dalam salah satu wawancara mereka, Woodward mengatakan, Trump membual kepadanya tentang senjata nuklir rahasia.
Woodward menambahkan para pembantu Trump kemudian mengatakan kepadanya, mereka terkejut tentang klaim Trump.
"Saya telah membangun nuklir - sistem persenjataan yang belum pernah dimiliki siapa pun di negara ini sebelumnya," kata Woodward mengutip ucapan Trump.
"Kami memiliki hal-hal yang belum pernah Anda lihat atau dengar. Kami memiliki hal-hal yang belum pernah didengar Putin dan Xi sebelumnya. Tidak ada siapa pun - apa yang kami miliki luar biasa."
Presiden menyebutkan "rudal super duper" sebelumnya, yang menggunakan teknologi hipersonik, kata seorang pejabat Departemen Pertahanan kepada CNN pada Juli.
Salah satu teori, menurut Inside Defense, adalah "bahwa senjata yang dimaksud adalah rudal balistik D5 yang diluncurkan dari kapal selam berkekuatan rendah yang dipersenjatai dengan hulu ledak W76-2."
3. Trump menyebut para jenderal sebagai 'sekelompok orang bodoh'
Menurut Woodward, seorang ajudan Mattis, mantan menteri pertahanan Trump, mendengar presiden menjelek-jelekkan jenderalnya sendiri, "My f---ing generals are a bunch of p---ies."
Wartawan veteran mengatakan dalam buku itu, presiden bentrok dengan penasihat militernya karena mereka memprioritaskan aliansi internasional daripada usahanya dalam perdagangan.
Minggu lalu, The Atlantic melaporkan tuduhan, Trump berulang kali meremehkan anggota militer AS, menyebut tentara yang tewas di medan perang sebagai "pecundang" dan "bodoh".