Donald Trump Tidak Bayar Pajak Penghasilan Selama 10 Tahun, Ini Reaksi Lawan Politiknya
Donald Trump hanya membayar 750 dolar AS (Rp11,1 juta) untuk pajak penghasilan federal pada 2016, tahun ia mencalonkan diri sebagai presiden AS, dan
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
NBC News melaporkan, Trump dengan tegas mengatakan "kita harus melihat apa yang terjadi".
Sebelumnya, CNBC tertawa ketika Trump diwawancara Chris Wallace dari Fox News, Juni 2020 lalu tentang hasil Pemilu AS 2020.
"Anda tahu bahwa saya mengeluh dengan lantang tentang surat suara, surat suara adalah bencana," kata Trump menganggap tak percaya hasil pemungutan suara.
Trump menekankan, akan menyingkirkan surat suara secara damai, tapi tidak akan ada transfer kekuasan.
"Terus terang, akan ada kelanjutan (kekuasaan)," tegas Trump.
Seperti diketahui, Trump berulang kali menyebut pemungutan suara melalui surat merupakan penipuan.
Tetapi, Trump dan tim kampanyenya tidak merilis bukti untuk membenarkan klaim tersebut.
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan, Trump mengatakan, dia ingin Hakim Mahkamah Agung berikutnya ditetapkan sebelum pemilihan, sehingga pengadilan tinggi dapat memutuskan hasil Pemilu AS 2020.
"Saya pikir akan berakhir di Mahkamah Agung dan sangat penting memiliki sembilan hakim," kata Trump, di Gedung Putih, Rabu (23/9/2020).
"Saya pikir sistem akan berjalan cepat," ungkapnya.
Sindiran Joe Biden
Secara terpisah, saingan Trump dari Partai Demokrat Joe Biden, menyindir Trump ketika dia dimintai komentar.
"Di mana negara kita berada?," kata Biden.
"Dia (Trump) mengatakan hal-hal yang paling irasional," ungkap Biden.
"Saya tak tahu harus berkata apa tentang itu. Tapi tidak mengejutkan bagi saya," tambah Trump.
Menyoal transisi kekuasaan Pemilu AS 2020, Senator Mitt Romney, melempar cuitan ke Twitternya.
"Presiden mungkin tidak menghormati jaminan Konstitusional, ini tidak terpikirkan dan tidak dapat diterima," ungkap Mitt Romney.
Ketua Komite Intelijen DPR Adam Schiff: Upaya Trump mendiskreditkan Jutaan Suara
Secara terpisah, Ketua Komite Intelijen DPR Adam Schiff mengatakan kepada Rachel Maddow di MSNB menanggapi komentar Trump.
"(Bisa saja ini) upaya presiden untuk mendiskreditkan jutaan suara menumpuk Mahkamah Agung serta mencabut hak jutaan orang dan mengabadikan dirinya di kantor dengan meminta bantuan asing," katanya.
"Begitulah cara Anda melihat demokrasi berakhir," kata Schiff.
"Ini adalah momen yang akan saya katakan kepada setiap Republikan yang memiliki hati nurani baik yang bekerja di pemerintahan, ini saatnya bagi Anda untuk mengundurkan diri," tegasnya.
Sumber tambahan Tribunnews.com