AS dan Proksinya Terang-terangan Menjarah Emas Hitam Suriah
Presiden AS Donald Trump pernah menyatakan akan menarik pasukan AS dari Suriah, meninggalkan sebagian tentaranya untuk menjaga minyak.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS – Pada akhir 2019, Presiden AS Donald Trump secara terus terang mengatakan Washington akan menarik sebagian besar tentaranya dari Suriah.
Sebagian ditinggalkan hanya untuk menjaga minyak. “Saya suka minyak. Kami menyimpan minyaknya,” kata Trump waktu itu.
Damaskus mengecam Trump karena menjarah sumber daya alam negara itu. Tapi Presiden Bashar al-Assad memujinya karena jujur mengakui alasan asli AS terus menduduki sebagian negaranya.
Baca: Presiden Suriah Bashar Assad: Perang di Suriah Belum Berakhir, White Helmets Itu Teroris
Baca: Rusia Ingatkan Kehadiran Pasukan AS di Suriah Ilegal dan Melanggar Hukum Internasional
Baca: Pasukan AS di Suriah Dikejar-kejar Kendaraan Tempur dan Heli Serang Rusia
Laporan terbaru dikutip Sputniknews.com mengutip berita kantor berita SANA, pada Sabtu malam (10/10/2020), konvoi 20 truk tanker minyak meninggalkan sumur di wilayah Jazira yang diduduki AS.
Rombongan truk itu meninggalkan Provinsi Hasakah menuju perbatasan ilegal Al Waleed yang menghubungkan Suriah dan Irak.
Sumber SANA tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang komposisi konvoi, dan termasuk apakah disertai kehadiran pengawalan militer.
Pada akhir September, kantor berita yang sama melaporkan konvoi lain yang terdiri dari 35 truk tanker menyelinap melintasi perbatasan menuju Irak.
Pencurian Berlangsung Sistematis Dilindungi Militer
Akhir tahun lalu, intelijen militer Rusia merilis sebuah laporan tentang kegiatan penyelundupan minyak oleh militer AS di Suriah.
Pentagon, kontraktor keamanan swasta, CIA dan milisi Kurdi menyelundupkan emas hitam Suriah senilai $ 30 juta dari negara yang dilanda perang itu setiap bulan.
Dalam perkembangan terkait, kantor berita SANA melaporkan Minggu (11/10/2020), terpantau konvoi 30 kendaraan mkiliter AS memasuki Suriah dari Irak.
Konvoi itu terdiri truk berpendingin udara, truk tanker, dan sejumlah besar ranpur Hummers. Pesawat tempur dan helicopter menyediakan perlindungan udara saat konvoi melakukan perjalanan menuju kota Qamishli.
Sekitar 55 kendaraan termasuk 13 unit militer dikerahkan ke kota itu seminggu sebelumnya. Pada hari yang sama, seorang anggota Pasukan Demokratik Suriah (SDF) tewas dan beberapa lainnya terluka.
Mereka diserang kelompok bersenjata tak dikenal di pedesaan Hasakah dan Deir ez-Zor. Dua hari sebelumnya, empat tentara SDF dilaporkan tewas dan beberapa lainnya cedera setelah alat peledak rakitan meledak di dekat kendaraan militer mereka.