Data Awal Menunjukkan Vaksin Eksperimental Moderna 94,5% Efektif Melawan Covid-19
Produsen obat Moderna mengumumkan pada hari Senin (16/11/2020) bahwa vaksin virus corona mereka 94,5 persen efektif.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Analisis statistik dari 20 kasus terkonfirmasi virus corona, kasus dibagi antara individu yang divaksinasi dan mereka yang menerima plasebo, menunjukkan vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran 92% setelah dosis kedua.
Baca juga: Menko PMK Ungkap Target Pemberian Vaksin Covid-19 Gratis, Tak Semua Warga Dapet, Beri Solusi Ini
Baca juga: Rusia Yakinkan Lagi Indonesia, Harga Vaksin Covid-19 Sputnik V Lebih Terjangkau
Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang telah mendukung vaksin tersebut, mengatakan tidak ada kejadian buruk yang tak terduga selama uji coba.
Pemantauan terhadap para peserta terus berlanjut.
Hasilnya belum ditinjau sejawat.
Studi fase tiga vaksin itu, yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute, berlangsung di 29 klinik di seluruh Moskow.
Uji coba melibatkan 40.000 sukarelawan secara total, dengan seperempatnya menerima suntikan plasebo.
Denis Logunov, wakil direktur Gamaleya Center, mengatakan, "Hasil fase ketiga yang positif memberikan alasan untuk berharapan akan hasil yang sukses dari uji klinis Sputnik V."
"Kami akan terus memproses dan menganalisis semua data dan melihat ke masa depan dengan optimisme, berharap hasil kerja kami akan membantu mengakhiri pandemi lebih cepat."
Sementara itu, Eleanor Riley, profesor imunologi dan penyakit menular, University of Edinburgh, mengatakan:
"Saya khawatir data ini dikeluarkan terlalu cepat setelah pengumuman Pfizer/BioNtech awal minggu ini."
"Data Sputnik hanya didasarkan pada 20 kasus Covid-19 pada peserta uji coba, dibandingkan dengan lebih dari 90 kasus pada uji coba sebelumnya."
"Ini bukan kompetisi."
"Semua uji coba perlu dilakukan dengan standar setinggi mungkin dan sangat penting bahwa kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dipatuhi untuk menghindari pengambilan data yang tidak akurat."
"Apa pun yang kurang dari ini berisiko hilangnya kepercayaan publik pada semua vaksin, yang akan menjadi bencana."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.