Ikuti Jejak AS dan Guatemala, Kosovo Buka Kedutaan Besar di Yerusalem
Kosovo membuka kedutaan besarnya untuk Israel di Yerusalem, Minggu (14/3/2021) waktu setempat.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Di Kairo, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Status hukum Yerusalem akan dipengaruhi oleh keputusan satu negara atau negara lain untuk membuka kantor perwakilan. Yerusalem Timur adalah tanah yang diduduki berdasarkan hukum Internasional."
Menggarisbawahi bahwa kantor Yerusalem bukanlah kedutaan besar, Kementerian Luar Negeri Ceko mengatakan itu dimaksudkan untuk memperkuat kemitraan strategis Praha dengan Israel dan meningkatkan layanan bagi warga Ceko di sana.
"Pembentukan kantor tidak berdampak pada kemauan Republik Ceko untuk lebih mengembangkan hubungan politik dan ekonomi dengan Otoritas Palestina," ujar Perdana Menteri Ceko Andrej Babis.
Status Yerusalem adalah salah satu isu paling pelik dalam konflik Israel-Palestina yang telah berusia puluhan tahun.
Israel mencaplok bagian timur kota dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional, dan menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Sementara Palestina berjuang Yerusalem Timur, yang direbut Israel dengan Tepi Barat dan Gaza dalam Perang Timur Tengah 1967, sebagai ibu kota negara merdeka di masa depan.
Babis menggambarkan Israel sebagai "mitra strategis" dan memuji kantor baru itu sebagai "tonggak sejarah dalam kerja sama."
Hanya dua negara yang memiliki kedutaan penuh di Yerusalem, Amerika Serikat setelah mantan Presiden AS Donald Trump mengambil kebijakan penting AS selama beberapa dekade untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Kemudian disusul Guatemala. (Reuters)