Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aung San Suu Kyi Hadiri Persidangan, Sebut Sejumlah Kesaksian Itu Salah

Aung San Suu Kyi menghadiri sidang Senin (21/6) dan menyatakan sejumlah kesaksian atas dakwaan pihak junta militer Myanmar terhadapnya itu tidak benar

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Aung San Suu Kyi Hadiri Persidangan, Sebut Sejumlah Kesaksian Itu Salah
STR / AFP
Dalam foto file yang diambil pada 17 Juli 2019 ini, Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi berbicara selama upacara pembukaan Pusat Inovasi Yangon di Yangon. Pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi terkena dua dakwaan pidana baru ketika dia muncul di pengadilan melalui tautan video pada 1 Maret 2021, sebulan setelah kudeta militer yang memicu protes besar-besaran tanpa henti 

Militer mengambil alih kekuasaan Februari lalu dan mencegah partai NLD pimpinan Aung San Suu Kui memulai kekuasaannya setelah menang telak dalam pemilihan November 2021.

Suu Kyi dan Presiden Win Myint serta anggota senior pemerintah dan partainya ditangkap, dan negara itu sekarang berada di bawah kekuasaan junta militer.

Menyusul kudeta militer, terjadi pemberontakan massal di Myanmar yang dihadapi tindakan keras oleh junta sehingga menewaskan lebih dari 870 warga sipil, seperti dilaporkan kelompok pemantau lokal.

Baca juga: KPU Pilihan Junta Milter Myanmar Bubarkan Partai Aun San Suu Kyi

Militer memerintah Myanmar selama 50 tahun setelah kudeta pada tahun 1962 dan menahan Aung San Suu Kyi di bawah tahanan rumah selama 15 tahun setelah pemberontakan rakyat tahun 1988.

Resolusi Majelis Umum PBB Jumat (18/6) lalu meminta pemerintah militer yang berkuasa untuk memulihkan transisi demokrasi negara itu, mengutuk "kekerasan yang berlebihan dan mematikan" sejak kudeta itu dan meminta semua negara "untuk mencegah aliran senjata ke Myanmar.”

Resolusi itu juga meminta militer untuk segera dan tanpa syarat membebaskan Aung San Suu Kyi, Win Myint dan pejabat serta politisi lainnya yang ditahan setelah pengambilalihan, serta “semua orang yang telah ditahan, didakwa, atau ditangkap secara sewenang-wenang.” (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas