Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aturan untuk Pria Afghanistan, Taliban: Dilarang Cukur Jenggot, Tak Sesuai Hukum Syariah

Taliban melarang para pria Afghanistan untuk mencukur jenggot mereka. Menurut kelompok itu, mencukur jenggot tidak sesuai hukum syariah.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Aturan untuk Pria Afghanistan, Taliban: Dilarang Cukur Jenggot, Tak Sesuai Hukum Syariah
AP News
Warga memandangi mayat yang digantung oleh Taliban dari derek di alun-alun utama kota Herat di Afghanistan barat, Sabtu (2/9/2021). 

Di bawah pemerintahan Taliban kala itu, para wanita dilarang bersekolah dan menempuh pendidikan tinggi.

Taliban sendiri sudah berjanji akan mengubah sikap mereka terhadap wanita, sesaat setelah mereka mengambil alih kekuasaan ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021).

Kendati demikian, wanita dilarang berolahraga dan kelompok ini telah menggunakan kekerasan dalam beberapa hari terakhir pada pengunjuk rasa wanita yang menuntut persamaan hak.

Disisi lain, Haqqani mengatakan Taliban tidak ingin memutar waktu kembali ke 20 tahun lalu.

"Kami akan mulai membangun apa yang ada hari ini," ujarnya.

Namun, mahasiswi akan mengahaapi batasan, termasuk aturan berpakaian wajib.

Haqqani mengungkapkan mahasiswa akan diwajibkan mengenakan jilbab, tapi tidak menjelaskan secara detail apakah itu termasuk burqa atau penutup wajah.

Berita Rekomendasi

Terkait aturan baru yang diumumkannya, Haqqani tidak menyesal dengan perubahan tersebut.

Baca juga: Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB Akan Desak Pemerintahan Taliban Lebih Inklusif

Baca juga: 1 Bulan Taliban Berkuasa, Tak Terdengar Lagi Suara Musik di Afghanistan

"Kami tidak memiliki masalah dalam mengakhiri sistem pendidikan campuran."

"Orang-orang (masyarakat) adalah Muslim dan mereka akan menerimanya," katanya.

Mengutip BBC, beberapa pihak menilai aturan baru akan mengecualikan wanita dari pendidikan.

Pasalnya, menurut mereka, universitas tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyediakan kelas terpisah.

Meski demikian, Haqqani bersikeras ada cukup banyak guru wanita dan jika tidak, alternatif akan ditemukan.

"Semua tergantung kapasitas universitas," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas