Kolombia Mendadak Batalkan Permintaan Suntik Mati Martha Sepúlveda, Pengacara: Kejam dan Merendahkan
Pembatalan yang mendadak dari otoritas Kolombia terhadap permintaan suntik mati Martha Sepulveda (51) menuai kontroversi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Namun, hingga tahun ini, euthanasia hanya diperbolehkan pada pasien dengan penyakit terminal, yaitu pasien dengan harapan hidup 5-6 bulan.
Pada 22 Juli 2021, Mahkamah Konstitusi Kolombia memperluas hak, mengizinkan prosedur euthanasia asalkan pasien menderita penderitaan fisik atau mental yang intens akibat cedera tubuh atau penyakit serius dan tidak dapat disembuhkan, menurut badan EFE.
Setelah mendengar keputusan itu, empat hari kemudian, Martha mengajukan izin euthanasia.
Permintaannya dikabulkan pada 6 Agustus 2021.
"Saya lebih tenang sejak prosedur itu disahkan. Saya lebih banyak tertawa, saya tidur lebih tenang," katanya.
Baca juga: Cerita Wanita Kolombia yang akan Disuntik Mati Minggu Ini: Mengaku Tenang dan Lebih Banyak Tertawa
Martha telah mendapat dukungan sebagian besar keluarganya.
11 saudara kandungnya setuju dengan prosedur tersebut.
Putranya selalu berada di sisinya di hari-hari terakhirnya.
"Saya membutuhkan ibu saya, saya ingin dia bersama saya, hampir dalam kondisi apa pun, tetapi saya tahu bahwa dalam kata-katanya, dia tidak lagi hidup, dia hanya bertahan," kata Federico Redondo Sepúlveda kepada Noticias Caracol.
Namun, tidak semua orang dalam keluarga setuju, terutama karena alasan agama.
"Soal ibu saya, masalahnya menjadi lebih sulit," kata Martha.
"Tetapi saya pikir jauh di lubuk hatinya dia juga memahaminya."
Keputusannya juga menjalani euthanasia menuai kritik keras, apalagi di negara dengan mayoritas penganut Katolik Roma dan di mana gereja masih menyebut eutanasia sebagai "pelanggaran serius."
Konferensi Waligereja Kolombia bahkan kritik setelah keputusan pengadilan pada bulan Juli.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.